Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 14:19 WIB | Kamis, 18 Desember 2014

Tanggap Bencana, Oxfam Belajar dari Tsunami 2004

Warga Krueng Tuning (pengendara motor) Aceh Hasyimi (35) menerima hibah uang tunai dari organisasi nirlaba Oxfam. Hibah tersebut digunakan untuk membeli sepeda roda tiga yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha kecil. Oxfam memang telah membantu korban bencana di beberapa wilayah untuk memulihkan perekonomian mereka. (Foto: oxfam)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bencana gempa bumi Samudra Hindia yang menyebabkan tsunami dahsyat di Aceh dan beberapa wilayah lain sepuluh tahun silam memberi pelajaran berharga bagi Oxfam, organisasi nirlaba Inggris.

Dari rilis yang diterima satuharapan.com, salah satu pelajaran terbesar yang dipetik oleh Oxfam dari tsunami adalah pentingnya berinvestasi untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.

Salah satu investasi tersebut adalah sistem peringatan dini.

Sebelumnya, Tidak ada sistem peringatan dini dari bencana tsunami sehingga sekitar 5 juta orang menjadi korban. Sebanyak 230.000 orang di antaranya meninggal dan 1,7 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.

Dari peristiwa ini Oxfam belajar untuk membuat sistem peringatan dini terhadap bencana. Sistem ini diuji pada 2012.

Tanggapan Pascabencana

Sementara itu, Oxfam dan organisasi sosial lainnya kini tengah menggelar aksi tanggapan kemanusiaan pascabencana. Aksi ini bermaksud mengembalikan harapan hidup para korban agar tidak terlalu terpuruk dalam situasi yang sulit. Bantuan tersebut di antaranya ialah membuat sanitasi air, mengirim bantuan logistik, dan membenahi tempat tinggal.

Dalam laporannya, Oxfam menguraikan respons masyarakat global terhadap tsunami 2004 silam telah memberi gambaran yang jelas mengenai perincian bantuan yang mungkin akan mereka berikan jika terjadi bencana serupa.  

Data Oxfam menunjukkan tingginya respons masyarakat terhadap bantuan tanggap bencana disebabkan beberapa faktor, yakni publikasi media terhadap bencana, tergeraknya rasa empati untuk orang yang menjadi korban bencana, dan perasaan ingin membantu memulihkan keadaan wilayah yang terkena bencana.

Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan hubungan antara media dan sumbangan bencana tsunami sangat kuat. Setelah berbagai negara di dunia mengumumkan adanya bencana tsunami, orang berbondong-bondong untuk ikut menyalurkan sumbangannya. Berkat media, 80 persen dari total sumbangan Oxfam diperoleh hanya dalam waktu satu bulan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home