Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 08:17 WIB | Sabtu, 27 Agustus 2016

Tarian Simphoni Indonesia Meriahkan Malioboro Night Festival 2016

Tarian Simphoni Indonesia Meriahkan Malioboro Night Festival 2016
Sanggar Kinanti Sekar mementaskan rangkaian tari dengan tema Simphoni Indonesia Gelegar Nusantara pada Malioboro Night Festival 2016 di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta, Jumat (26/8) malam. (Foto-foto- Moh. Jauhar al-Hakimi)
Tarian Simphoni Indonesia Meriahkan Malioboro Night Festival 2016
Tari Talempong (Sumatera Barat) oleh Sanggar Kinanti Sekar.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lima panggung dan satu panggung mini di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta memeriahkan Malioboro Night Festival (MNF) 2016 yang digelar pada 26-27 Agustus 2016.

Selama dua hari, setiap malam, kelima panggung mementaskan pertunjukan seni mulai dari seni tradisi, tari, musik, sastra, stand up comedy, hingga video mapping. Selama MNF 2016 setiap panggung menampilkan kelompok kesenian dalam berbagai umur.

Pembukaan MNF 2016 dihelat di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta Jumat (26/8) malam, serentak dengan kelima panggung lain, dengan menampilkan tari serta musik, di antaranya penampilan gamelan Wali yang memainkan kombinasi gamelan Jawa dan Bali.

Di panggung Monumen SO 1 Maret dimeriahkan pula dengan penampilan penyanyi Vidi Aldiano. Sebelumnya dengan membawa semangat memperkenalkan tarian nusantara, Sanggar Kinanti Sekar pimpinan Kinanti Sekar Rahina menampilkan rangkaian tarian Nusantara dalam format medley.

"Kita mementaskan rangkaian tari Nusantara secara sambung menyambung. Sebagian besar merupakan tari tradisi yang telah diubah dengan sentuhan kreasi baru, namun ada beberapa yang benar-benar baru kami ciptakan seperti tarian dari Sunda, Jawa, dan Papua," kata Sekar kepada satuharapan.com sesaat setelah penampilan Sanggar Kinanti Sekar.

Sekar menjelaskan persiapan yang diperlukan sekitar satu bulan dengan melibatkan hampir separuh anggota sanggar, dan sebagian lagi dari teman-temannya saat kuliah di Seni Tari  ISI Yogyakarta. Sanggar yang beranggotakan lebih kurang 90 orang di Jl. Brigjen Katamso Yogyakarta itu berlatih setiap hari dalam kelompok umur dan jenis tari yang beragam.

Dengan mengusung tema "Simphoni Indonesia Gelegar Nusantara", Sanggar Kinanti Sekar mengawali penampilannya dengan tarian Seudati dari Atjeh. Sepuluh penari perempuan dalam iringan dua rebana menarikan Seudati.

Setelah Seudati, lima perempuan menarikan tari Sembah dari Lampung. Menarik ketika lima penari mengakhiri tariannya dalam formasi yang mirip dengan tari Dewi 1000 Tangan yang berasal dari Thailand.

Saat penari Sembah masih di atas panggung, enam penari menyambung perform tari Sembah dengan tari Talempong dari Sumatera Barat. Tarian yang merupakan gerakan pencak silat suku Minang menjadi menarik saat dipentaskan di depan lima patung pejuang di Monumem SO 1 Maret.

Saat penari Talempong turun dari panggung depan, lima penari dari arah belakang panggung secara atraktif menarikan tarian Sunda dengan gerakan khas ketuk tilu yang menjadi dasar tari Jaipong. Gerakan atraktif kelima penari dalam iringan kendang khas Sunda mampu menghibur penonton.

Berturut-turut ditampilkan tarian Jawa, Bali, dan Kalimantan, dengan lima penari pada masing-masing jenis tarian. Tidak ketinggalan tari Pakarena dari Selayar, Sulawesi Selatan.

Dalam iringan lagu Yamko Rambe, Sekar membuat koreografi tarian Papua kreasi baru yang keseluruhan ditarikan oleh anak-anak.

Simphoni Indonesia Gelegar Nusantara diakhiri dengan tampilnya seluruh penari mengiringi lagu Bendera yang dipopulerkan oleh grup Coklat.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home