Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:19 WIB | Rabu, 07 Januari 2015

Temu Giring: Bahan Kecantikan ala Jawa

Ilustrasi temu giring. (Foto: rumahrempahsolo.indonetwork.co.id)


SATUHARAPAN.COM – Nama "temu giring" ini hanya diberikan kepada satu jenis temu-temuan, yaitu Curcuma heyneana. Jenis ini merupakan terna tahunan yang tegap. Tingginya dapat mencapai dua meter. Rimpangnya memanjang, sempit atau membengkok ke bawah. Kebanyakan rimpang tumbuh ke bawah dengan percabangan yang luas, dan secara keseluruhan membentuk bujur sangkar.

Bagian dalam rimpang ini berwarna kuning menyerupai Curcuma mangga, dan pada rimpang samping rasanya pahit. Sedangkan daunnya seluruhnya berwarna hijau. Perbungaannya keluar dari samping batang semu. Pinggir mahkota bunga berwarna merah, dan daun-daun pelindungnya mempunyai ujung yang lancip.

Temu giring biasanya tumbuh liar di hutan-hutan di Jawa, terutama di hutan jati di Jawa Timur. Tanaman ini kemungkinan besar hanya terdapat di Jawa. Tanaman ini termasuk mudah tumbuh, bahkan bisa tumbuh di tanah yang berbatu-batu pada ketinggian lima hingga 750 meter dari permukaan laut (dpl).

Di desa-desa di Jawa tanaman ini biasanya di budidayakan untuk diambil rimpangnya. Musim bunga biasanya dijumpai pada bulan Agustus sampai Mei, tetapi paling banyak pada bulan September hingga Desember.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur rimpang temu giring dimanfaatkan untuk campuran bedak yang disebut "lulur". Bedak ini biasanya digunakan untuk memperhalus dan memperkuning kulit. Rimpang temu ini juga digunakan dalam ramuan jamu yang diminum. Biasanya calon pengantin di Jawa meminum jamu ini untuk mengatasi rasa capai selama upacara pernikahan. Di Jakarta juga mulai ada salon kecantikan yang menyediakan pelayanan ini.

Selain itu, temu giring juga banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam jamu atau obat tradisional. Rimpang temu ini juga diketahui mengandung senyawa kurkumin yang memberi warna kuning. Sayangnya penelitian tentang tanaman ini belum banyak. Padahal tanaman ini mempunyai potensi besar sebagai  sumber obat. (Puslitbang Biologi - LIPI)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home