Loading...
BUDAYA
Penulis: Yamoye AB 16:36 WIB | Minggu, 21 Mei 2017

Tiga Buku Sastra Papua Diluncurkan

Tiga buku sastra Papua masing-masing Antologi Cerpen Aku Peluru Ketujuh karya Teopilus B. Tebat; Kansina Fananin, sebuah kumpulan puisi karya Jingga Kamboja dan Tetesan Embun Inspirasi dari Papua karya Aleks Giyai. (Foto: Yamoye AB)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Minimnya karya sastra Papua dinilai menjadi tantangan serius dewasa ini. Kekhawatiran muncul sering arus moderenitas yang begitu cepat sementara orang Papua masih mengidap budaya tutur.

Untungnya, tantangan ini justru bukan membuat pegiat sastra Papua mundur. Ini dianggap kekuatan baru untuk menumbuhkembangkan sastra di tengah arus moderenitas di tanaha Papua.

Pegiat Sastra Papua, Andi Tagihuma, mengatakan pihaknya menyadari  Sastra Papua harus diselamatkan sebelum terhanyut dan hilang dari kesusasteran yang berkembang di masing-masing etnik Papua.

"Kami yakin bahwa sastra itu tak terlepas dari bagian kehidupan orang Papua sendiri. Kehidupan orang Papua yang erat kaitannya dengan sastra di Papua itu harus diselamatkan," ujar Andi Tagihuma kepada satuharapan.com, Jumat (19/05).

Dalam kaitan itu ada tiga buku yang diluncurkan oleh Ko'sapa, sekaligus dibedah melalui sebuah diskusi buku pada hari Sabtu (20/05) di aula Asrama Putra "Yameewa" Tunas Harapan Padangbulan, Jayapura.  Tiga buku tersebut masing-masing Antologi Cerpen Aku Peluru Ketujuh karya Teopilus B. Tebat; Kansina Fananin, sebuah kumpulan puisi karya Jingga Kamboja dan Tetesan Embun Inspirasi dari Papua karya Aleks Giyai.

Ini dimaksudkan sebagai bagian dari upaya menyelamatkan kebudayaan dan sastra Papua. Upaya ini dimaksudkan juga sebagai titik awal membicarakan kehidupan orang Papua yang terjadi saat ini dengan berbagai dilema kekerasan di Tanah Papua.   

Kordinator Ko'Sapa, Hengky Yeimo, mengatakan, tujuan dari diselenggarakan bedah buku ini untuk memacu semangat generasi muda Papua berkecimpung di bidang sastra dan budaya Papua. Pada saat yang sama juga diharapkan mendorong mengembangkan literasi Papua.  Bedah buku ini, ujar wartawan Jubi itu, juga merupakan bagian dari merealisasikan program kerja komunitas sastra Papua di tahun 2017.

"Jadi ini temanya Membangun Papua dengan Sastra. Pematerinya, RD Neles Tebay, Pr (Rektor STFT Fajar Timur), Anggela Flasi (Redaktur Rubrik Sastra Koran Jubi) yang juga akademisi Uncen," jelasnya.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home