Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 14:35 WIB | Selasa, 24 Mei 2016

Tim Layar Spanyol Alami Trauma, Dirampok di Brasil

Ilustrasi: Tara Pacheco (kanan) dan Fernando Echavarri (kiri) saat melakukan lomba layar di Kejuaraan Layar Dunia 2014, di Santander, Spanyol. (Foto: time.com).

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Tim layar Spanyol yang mempersiapkan diri untuk Olimpiade 2016  mengalami trauma karena menjadi korban tindak kriminal perampokan saat santai dan berjalan-jalan di kawasan Rio De Janeiro, Brasil.   

“Ini bukan  pengalaman yang  menyenangkan,  kalau saya boleh katakan, ini adalah hari terburuk dalam karir saya,” kata pelatih cabang olahraga layar Spanyol, Santi Lopez Vazquez seperti yang dia kemukakan di time.com, hari Senin (23/5).

“Ada lima pemuda dengan dua pistol. Mereka mengambil semua peralatan kerja kami,” kata Santi Lopez.

Santi Lopez menjelaskan saat mengalami perampokan dia sedang bersantai bersama dengan dua anak didiknya yakni atlet layar Spanyol, Fernando Echavarri dan Tarra Pacheco, di kawasan Rio De Janeiro, Brasil.

“Seingat saya mereka berjumlah lima orang (kawanan perampok, red) dan mereka mengambil apa yang kami miliki  di bawah todongan senjata,” kata Santi Lopez.

Santi Lopez menjelaskan saat ini dia dan sedang berada di Brasil untuk berlatih menjelang Olimpiade yang akan diselenggarakan Agustus 2016.    

Pada Jumat (13/5), mantan pesepak bola Brasil, Rivaldo Vitor Borba Ferreira atau yang akrab disapa Rivaldo mengemukakan kekecewaan terhadap negaranya yang akan menyelenggarakan ajang multi even empat tahunan tersebut.  

“Jangan datang ke Brasil, sudah tinggalkan saja,” kata mantan pesepak bola berusia 47 tahun tersebut seperti diberitakan CNN International.

Rivaldo mengatakan kepada banyak orang lewat  media sosial bahwa saat ini kekerasan dan tindak kriminal mengganggu ketentraman warga  Rio De Janeiro, Brasil. Mantan pesepak bola tim nasional Brasil yang pernah memperkuat AC Milan dan Barcelona tersebut menyatakan keprihatinan atas kasus pembunuhan yang menyebabkan perempuan berusia 17 tahun asal Rio De Janeiro, Brasil meninggal dunia.

Rivaldo menyebut peristiwa pembunuhan tersebut tidak hanya menipiskan rasa percaya diri bagi atlet asing yang akan bertanding, namun kredibilitas Brasil di Olimpiade akan turun.  

Masalah Multi Dimensi Melanda Brasil Menjelang Olimpiade 2016

Menjelang Olimpiade yang digelar Agustus 2016, Brasil  memiliki berbagai masalah, seperti diberitakan  time.com, 2 April 2015. Masalah yang paling mendasar yakni keamanan  karena tindakan kriminalitas terjadi di berbagai kota di Brasil. 

Pada Maret 2015, time.com mencatat terjadi tujuh perampokan di ruang publik antara lain di stasiun kereta komuter yang dilakukan kelompok bersenjata.

Permasalahan lingkungan juga menjadi problem yang melanda Brasil, pencemaran lingkungan yang mendapat sorotan dunia yakni  di Teluk Guanabara, Rio De Janeiro yang akan menjadi tempat berlangsungnya cabang olahraga layar untuk Olimpiade 2016.

Hingga akhir Desember 2015, Wali Kota Rio De Janeiro, Eduardo Paes belum menunjukkan itikad baik yakni melakukan pembersihan sampah di teluk tersebut.

Pencemaran yang terjadi di wilayah tersebut antara lain bercampurnya berbagai jenis sampah yang dapat didaur ulang, dan tidak dapat didaur ulang, semua sampah tersebut bercampur menjadi satu di teluk tersebut.  

Eduardo Paes bahkan pernah mengatakan polusi atau pencemaran air tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi para atlet layar.

Pendapat Eduardo Paes mendapat tentangan dari ahli biologi dari Federal University of Rio De Janeiro, Mario Moscatelli yang mengatakan – seperti diberitakan The Atlantic, pada Maret 2016 – pemerintah Brasil sesungguhnya  memiliki teknologi, waktu dan uang untuk melakukan perbaikan yang signifikan, tetapi masalah pencemaran lingkungan bukan prioritas utama Brasil.

(time.com/theatlantic.com).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home