Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 18:33 WIB | Rabu, 26 Agustus 2015

Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat

Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
Para tokoh agama diantaranya Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj (tengah), Ketua Persekutan Gereja Indonesia Pendeta Albertus Patty (kedua kanan), Sekretaris Umum Konferensi Waligereja Indonesia Romo Edi Purwanto (kanan) serta Bhiksu Mahastavira dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia dan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini (kiri) saat mengangkat tangan bersama dalam acara diskusi bertajuk Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat yang digelar di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (26/8) (Foto-foto: Dedy Istanto).
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
KH Said Aqil Siradj (tengah) saat menunjukkan tanda tangan Deklarasi Seruan Perdamaian didampingi oleh tokoh agama Bhiksu Mahastvira, Pendeta Albertus Patty dan Edi Purwanto di kantor PBNU Jakarta Pusat.
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
KH Said Aqil Siradj saat memberikan pendapat dalam diskusi terhadap nilai-nilai kebangsaan yang menyampaikan bahwa Pancasila sudah final
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
Bhiksu Mahastavira dari Walubi (kiri) saat memberikan pendapat sebagai salah satu narasumber tentang nilai-nilai Pancasila yang mengatakan Pancasila sudah tidak perlu lagi diperdebatkan.
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
Ketua PGI Pendeta Albertus Patty saat memberikan pendapat terkait dengan Pancasila dalam menjaga nilai-nilai keutuhan bangsa dalam diskusi tentang Pancasila Rumah Kita yang digelar di kantor PBNU Jakarta Pusat.
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
Suasana diskusi bertajuk Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat yang digelar di kantor PBNU dihadiri oleh para tokoh agama di Indonesia dan juga tamu undangan dari lembaga dari berbagai agama.
Tokoh Agama: Pancasila Rumah Kita Perbedaan adalah Rahmat
Dari kiri ke kanan, Bhiksu Mahastavira dari Walubi, KH Said Aqil Siradj Ketua PBNU, Pendeta Albertus Patty Ketua PGI dan Romo Edi Purwanto dari KWI saat hadir sebagai narasumber dalam diskusi bertajuk Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat yang digelar di kantor PBNU Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tokoh-tokoh agama pada hari Rabu (26/8) berkumpul dalam diskusi bertajuk “Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Hadir sebagai narasumber tokoh agama diantaranya Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua Perseketuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Albertus Patty, Sekretaris Umum Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edi Purwanto dan Bhiksu Mahastavira dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).

Dalam diskusi KH Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Setiap butir sila-nya menjunjung tinggi nilai keyakinan, keadilan, dan persatuan, serta perbedaan. Said mengatakan bahwa Pancasila sudah final dan tidak tergantikan.

Said menambahkan, Islam hadir membawa pesan universal yaitu perdamaian. Dan Nabi Muhammad SAW tidak pernah meminta umatnya mendirikan negara Islam, tapi Nabi Muhammad meminta mendirikan negara Madinah yang berarti bercahaya.

Menurut Said, Nahdlatul Ulama hadir dengan sendi Ahlusunnah Wal-jamaah menyelaraskan nilai-nilai toleransi, keberimbangan, moderatisme, keadilan yang terbingkai dalam konsep hubungan persaudaraan di antaranya persaudaraan seagama, persaudaraan kemanusiaan, dan persaudaraan kebangsaan. NU menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai konsep utama dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Sementara perwakilan Walubi Bhiksu Mahastavira menyampaikan rasa syukur atas jasa para pendiri bangsa yang telah memperjuangkan dan menyatukan setiap suku dan agama di tanah Indonesia. Pancasila merupakan konsep final dan tidak perlu lagi diperdebatkan. “Apabila ada yang memperdebatkan kita telah mundur,” kata Mahastavira.

Pendeta Albertus Patty sependapat dengan apa yang telah disampaikan Ketua Umum PBNU dan Bhiksu Mahastavira mengenai Pancasila adalah konsep yang sudah final. Menurut Albertus Patty, selama ini hubungan PGI dengan PBNU juga Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar selalu baik. 

"Kita selalu bertukar pikiran dan berdiskusi bila ada persoalan yang terkait dengan nilai-nilai keutuhan bangsa," kata dia.

Diskusi berlangsung sejak pukul 13.30 tersebut dihadiri tamu undangan dari berbagai perwakilan lembaga agama baik Kristen, Khatolik, Buddha dan Islam. Pada awal diskusi para tokoh agama tersebut menandatangani Deklarasi Seruan Perdamaian sebagai pesan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home