Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Reporter Satuharapan 20:51 WIB | Jumat, 29 April 2016

Truk Diimbau Tak Gunakan Tol di Liburan 4-9 Mei

Suasana pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di kawasan Desa Sabah Balau Lampung Selatan, Lampung, hari Sabtu (23/4). Hingga saat ini pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 8 kilometer dan terus dipercepat pembangunannya yang ditargetkan selesai sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 mendatang. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Jasa Marga Tbk mengimbau agar truk dan kendaraan berat lainnya tidak menggunakan jalan tol di Jabotabek pada liburan 4-9 Mei karena pengguna jalan tol saat itu diprediksi naik hingga 29,92 persen.

"Kita imbau karena sudah pernah diusulkan ke Kemenhub, truk dilarang saat libur panjang seperti `long weekend` tidak boleh karena dinilai akan ganggu ekonomi," kata VP Operation Management PT Jasa Marga Tbk, Taruli M Hutapea, di Jakarta, hari Jumat (29/4).

Sebelumnya, Direktur Operasi PT Jasa Marga, Christantio Prihambodo mengatakan, kenaikan lalu lintas (lalin) yang keluar Jakarta pada liburan panjang awal Mei diperkirakan mencapai 29,92 persen.

Manurut Taruli, sebuah truk atau kendaraan berat lainnya itu ekuivalen dengan 3-5 kendaraan kecil dan rata-rata laju kendaraan tidak memenuhi kriteria minimal 60 km per jam di jalan tol.

"Oleh karena itu keberadaannya berpotensi menimbulkan kepadatan dan dalam situasi arus lain naik seperti libur long weekend, makin memperparah keadaan," katanya.

Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga M. Sofyan menyebut, sejumlah ruas tol di Jakarta kondisi rasio volume kendaraan dengan kapasitas jalan tol rata-rata mendekati satu bahkan ada yang lebih.

"Tol Jakarta-Cikampek itu kini rasio volumenya sudah 0,8 dan pada saat musim padat seperti long weekend bisa 1,3. Artinya, jalan tol itu kapasitas pakainya sudah 1,3 kali dari kapasitas normalnya," katanya.

Karena itu, baik Taruli dan M. Sofyan sepakat bahwa kondisi lalinnya pada saat musim ramai sudah padat merayap.

"Apa yang kami lakukan dan antisipasi jni langkah jangka pendek. Jangka panjangnya selain kapasitas jalan yang ditambah, juga perlu pengalihan ke moda transportasi lainnya seperti laut dan kereta api," katanya.

Sebelumnya, pada kesempatan Direktur Operasi PT Jasa Marga, Christantio Prihambodo menyebut, jika berbagai upaya dalam menghadaoi tingginya lonjakan pengguna jalan tol ternyata tak mampu membuat tol lancar dan bahkan pada jam tertentu menjadi terhenti (stuck), maka dia akan menutup tol itu.

"Menutup tol artinya, pada gerbang tertentu pengguna dilarang masuk ke tol agar volume di jalan tol tak bertambah macet. Contohnya jika antrian SS Cikunir di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga Pondok Gede atau tembus ke Tol Dalam Kota, maka sejumlah gerbang di Tol Dalam Kota akan ditutup," katanya.

Info dan anjuran agar tidak menggunakan jalan tol ini akan disampaikan melalui media sosial, radio dan teks berjalan di televisi, katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home