Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 22:25 WIB | Selasa, 27 September 2016

Trump dan Clinton Perdebatkan Isu email dan Perpajakan

Calon presiden Hillary Clinton-Donald Trump bersalaman setelah debat calon presiden pertama di Hofstra University di Hempstead, New York 26 September 2016. (Foto: AFP)

HEMPSTEAD, SATUHARAPAN.COM - Hillary Clinton dan Donald Trump dalam debat calon presiden yang berlangsung pada hari Senin (26/9) waktu setempat mempermasalahkan penggunaan server email pribadi sebagai menteri luar negeri, dan penolakan sang miliarder untuk mengungkapkan catatan pajaknya.

“Saya akan mengungkapkan pengembalian pajak saya menentang keinginan pengacara saya ketika dia merilis 33.000 emailnya yang sudah dihapus,” ujar Trump saat ditekan pada isu tersebut dalam debat calon presiden pertama mereka.

Clinton membalas bahwa tantangan tersebut adalah “contoh lain umpan,” mencatatkan bahwa kandidat presiden selama 40 tahun terakhir mengungkapkan pengembalian pajak mereka.

“Saya tidak memiliki alasan untuk meyakini bahwa dia akan merilis pengembalian pajaknya, karena ada sesuatu yang dia sembunyikan,” ujar Clinton.

Sementara Demokrat mencoba mempermasalahkan penolakan Trump untuk merilis data pajak, isu terkait penggunaan email pribadi Clinton saat menjabat sebagai menteri luar negeri menjadikannya bulan-bulanan Trump selama kampanye kepresidenannya.

Pada Desember 2014, setelah permintaan resmi dari Kementerian Luar Negeri, Clinton menyerahkan lebih dari 30.000 email. Beberapa bulan kemudian, dia mengumumkan bahwa dirinya meminta kementerian tersebut untuk memublikasikan sebagian besar di antara email itu, sementara juga mengatakan bahwa dia menghapus lebih dari 32.000 email pribadi lain.

Hillary Clinton juga menuduh Donald Trump menjalankan “rekayasa untuk menurunkan” perekonomian, saat keduanya memperdebatkan cara untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga AS.

“Saya akan kembali membuka peluang kerja. Anda tidak bisa melakukannya,” kata Trump kepada Clinton, saat keduanya terlibat perdebatan soal perdagangan, pajak dan regulasi pemerintah di paruh awal perdebatan mereka yang berlangsung selama 90 menit.

“Saya tahu Anda hidup dalam kehidupan nyata Anda sendiri, tapi semua itu bukan kenyataan,” ujar Clinton, setelah Trump mengkritiknya atas dukungannya terhadap kesepakatan perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP).

“Rencana yang diajukan Donald akan menurunkan perekonomian dari awal lagi. Kenyataannya, itu akan menjadi versi yang paling ekstrem, pemangkasan pajak terbesar bagi orang terkaya di negeri ini dari yang pernah ada. Saya menyebutnya menyalahkan trickle-down,” tambah Clinton.

“Itu bukan cara kita untuk menumbuhkan perekonomian,” ujar mantan menteri luar negeri tersebut.

Perdebatan menjadi semakin intens ketika kedua kandidat memotong pembicaraan satu sama lain. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home