Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 19:30 WIB | Kamis, 29 Desember 2016

Turki-Rusia Sepakat Gencatan Senjata Nasional di Suriah

Pasukan khusus Turki berjaga di sebuah gedung pengadilan pada 27 Desember 2016 di distrik Silivri, Istanbul. Sekitar hampir 30 anggota kepolisian Turki akan disidang di Istanbul atas tuduhan terlibat dalam gerakan kudeta 15 Juli lalu. (Foto: Ozan Kose/AFP)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Turki telah menyepakati gencatan senjata di Suriah yang mulai berlaku pada Kamis (29/12) tengah malam. Turki dan Rusia juga akan bertindak sebagai penjamin gencatan senjata.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pemerintah Suriah dan oposisi telah sepakat untuk menghentikan pertempuran, termasuk serangan udara, dan tidak akan memperluas wilayah di bawah kendali mereka dengan cara yang akan merugikan satu sama lain.

Menurut laporan kantor berita AP pada Kamis (29/12), Turki dan Rusia akan secara ketat mengamati situasi di lapangan untuk memastikan gencatan senjata berlaku.

Sebelumnya Turki dan Rusia tengah mendiskusikan kemungkinan gencatan senjata nasional di Suriah, tetapi sejumlah kendala masih belum menemukan penyelesaian, ungkap pihak pemberontak pada hari Rabu (28/12). Kantor berita Anadolu Turki melaporkan bahwa Ankara dan Moskow telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan diberlakukan pada tengah malam, tetapi baik pihak rezim atau pun pihak-pihak yang terkait dalam konflik itu tidak mengonfirmasi laporan tersebut.

Labib Nahhas, kepala hubungan luar negeri untuk kelompok pemberontak Ahrar al-Sham, mengonfirmasi kepada AFP bahwa beberapa faksi “mengetahui diskusi yang sedang dilangsungkan antara Rusia dan Turki terkait gencatan senjata nasional.”

Namun, dia menegaskan bahwa faksi pemberontak belum menyajikan usulan resmi dan mengatakan masih ada kendala yang perlu diselesaikan.

“Rusia ingin mengecualikan Ghouta Timur dari gencatan senjata tersebut, yang tidak bisa diterima,” katanya, merujuk kepada daerah kekuasaan pemberontak di luar Damaskus.

Tentara Suriah sudah bergerak maju di Ghouta Timur dalam beberapa bulan terakhir, dan menguasai area di sekitar ibu kota itu akan menjadi kemenangan besar pemerintah setelah merebut kembali Aleppo.

Rusia merupakan sekutu utama Presiden Suriah Bashar al Assad, dan memulai intervensi militer untuk mendukung pemerintahannya pada tahun lalu.

Sementara itu, Turki mendukung pemberontakan melawan pemerintah Damaskus yang dimulai pada Maret 2011. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home