Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:59 WIB | Senin, 18 Agustus 2014

Udara Panas Melanda Irak, Kurdi Mulai Desak NIIS

Seorang wanita Yazidi Irak duduk bersama anak-anaknya di kamp Bajid Kandala di dekat Sungai Tigris, di provinsi Dohuk barat Kurdistan, tempat mereka berlindung setelah melarikan diri dari serangan jihadis NIIS di Irak, (13/8). Di sebuah kamp berdebu di Irak utara, warga Yazidi mengatakan anggota keluarganya, baik laki-laki maupun wanita dan bahkan bayi, telah diculik oleh militan NIIS. (Foto: AFP)

BASRA, SATUHARAPAN.COM - Biro Prakiraan Cuaca dan Seismologi Irak memberitahukan bahwa gelombang panas melansda negara itu, mulai Sabtu (16/8) dan akan berlangsung hingga pekan ini.

Sebuah pernyataan oleh biro tersebut seperti dikutip iraqinews.com menyebutkan, “Gelombang panas mencapai klimaks pada Sabtu di seluruh Irak." Sebagai gambaran, tingkat panas di Baghdad diperkirakan mencapai 48 derajat Celsius, sedangkan di Basra 49 derajat. Disebutkan efek gelombang panas akan lebih banjang.

Kondisi ini akan menjadi masalah serius bagi para pengungsi yang meninggalkan rumah akibat serangan kelompok jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Penduduk Irak bagian utara yang diserang NIIS mengunghsi ke pegunungan sejak pekan lalu dan mereka menghadapi kekurangan makan dan air. Ghelombang udara panas membuat kondisi mereka makin memprihatinkan.

Dana Minyak ISIS

Sementara itu, terkait kelompok ISIS yang menguasai Irak bagian utara disebutkan memiliki dana besar untuk perjuangan mereka Dario penjualan dan penyelundupan minyak.

Pejabat di Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengatakan pada hari Jumat bahwa teroris dari NIIS di Irak telah meningkatkan sumber daya keuangan mereka melalui penjualan dan penyelundupan minyak, serta mengendalikan semua aspek suplai dan logistik.

Pejabat CIA menunjukkan bahwa militan NIIS telah menikmati dana yang mandiri dan telah memperoleh ratusan juta dolar  AS melalui penyelundupan minyak saja. Disebutkan NIIS telah berubah menjadi organisasi militer yang mampu merebut daerah dan membangun mekanisme untuk menyerang.

Militan NIIS menjual minyak dari ladang dan kilang di wilayah yang mereka kendalikan. Mereka menjual ke masyarakat lokal dan menyelundupkan keluar, sehingga meningkatkan mereka sumber daya keuangan mereka, kata pernyataan itu.

Para pejabat menyebutkan bahwa organisasi ini berkembang dengan dana besar secara mandiri pada tahap ini. Mereka membayar  para pejuang mereka dan mendanai pelayanan publik di wilayah di bawah kendali mereka.

Sebelumnya, Surat kabar Inggris Daily Mail menyebutkan pada 13 Juli  bahwa NIIS mendapatkan juta dolar per hari dari penjualan minyak Irak untuk pengusaha Kurdi.

Perlawanan pada NIIS

Sementara itu, perlawanan pejuang Kurdi dan militer Irak yang dibantu negara-negara Barat terus mendesak kekuatasn NIIS. Sebuah bendungan di Mosul yang sebelumnya dikuasai oleh NIIS disebutkan telah direbut kembali oleh pasukan Kurdi.

Dari Erbil, ibu kota wilayah otonom Kurdi, iraqinews.com memberitahukan bahwa  pemerintah AS akan membangun Bandar udara militer di wilayah Kurdistan untuk memfasilitasi serangan terhadap NIIS.

Kementerian Peshmerga di Pemerintah Daerah Kurdistan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan niat Washington untuk mendukung pemerintah wilayah Kurdistan Irak  dalam aksi militer yang intensif  menghadapi NIIS.

Juru bicara Departemen Peshmerga di wilayah Kurdistan, Halgord Hikmat, mengatakan, "Sebanyak 130 penasihat militer Amerika tiba di Erbil selama beberapa hari terakhir. Mereka menuju ke pegunungan Sinjar untuk membantu evakuasi para pengungsi yang terjebak di gunung, danjuga melakukan studi rinci di daerah (untuk membangun pangkalan udara)."

Hikmat menambahkan, "Penasihat ini membantu pasukan Peshmerga dalam perencanaan militer dalam memerangi kelompok bersenjata, dan tidak langsung berpartisipasi dalam operasi militer. Setelah mereka menyelesaikan studi, para penasihat AS memutuskan untuk membangun sebuah bandara militer di Erbil, kerja sama antara Pemerintah Daerah Kurdistan, pemerintah Irak dan Amerika Serikat. "

Pangkalan militer itu akan menjadi milik Irak, bukan sebagai pangkalan militer AS.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home