Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 22:56 WIB | Senin, 27 April 2020

Ulama Pakistan Dikritik Karena Menyalahkan Perempuan pada Pandemi COVID-19

Maulana Tareeq Jameel. (Foto: Ist)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Seorang ulama Pakistan yang populer yang kelompok agamanya dikritik dan menghadapi ejekan, karena mengatakan menyatakan pandemi virus corona baru itu sebagian disebabkan oleh "ketidaksopanan" kaum perempuan.

Maulana Tariq Jameel, muncul dalam acara penggalangan dana televisi dengan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, pekan lalu. Dia menjelaskan berbagai kode agama Islam dan mengatakan umat manusia telah dihukum di masa lalu karena melanggar kode itu.

“Siapa yang telah menghancurkan kesederhanaan di negara saya? Siapa yang membuat anak perempuan bangsa kita menari? Siapa yang memperpendek gaun mereka? Siapa yang harus bertanggung jawab?" kata Jameel dalam acara penggalangan dana untuk mengatasi virus corona diselenggarakan oleh Khan.

Kasus Jamaah Tabligh

Komentar itu memicu reaksi langsung oleh para aktivis terkemuka dan seorang menteri pemerintah mengecam ulama tersebut. Sementara pengguna media sosial mengritik penceramah itu karena mengabaikan peran kelompoknya sendiri dalam menyebarkan virus.

Jameel adalah anggota senior kelompok dakwah Jamaah Tabligh yang dipersalahkan karena menaburkan epidemi di Pakistan dengan mengadakan pertemuan dengan 100.000 peserta pada Maret lalu, setelah virusnya terdeteksi di negara itu, dan menyebabkan ratusan orang tertular.

Menteri Hak Asasi Manusia Pakistan, Shireen Mazari, mentweet bahwa itu "tidak masuk akal" bagi seseorang untuk menyarankan pandemi adalah hasil dari perempuan yang mengenakan rok pendek. "Ini hanya mencerminkan ketidaktahuan tentang pandemi atau pola pikir misoginis. Benar-benar tidak dapat diterima,” tulisnya.

Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan juga memperingatkan bahwa pernyataan yang dibuat selama siaran langsung itu "hanya menambah kebencian terhadap perempuan yang ada di masyarakat."

Penindasan pada Perempuan

Jameel adalah salah satu pengkhotbah terkemuka di Pakistan. Khotbah-khotbahnya disiarkan secara luas di stasiun TV swasta dan milik pemerintah Pakistan selama Ramadhan, sementara saluran YouTube-nya memiliki 3,5 juta pengikut.

Pakistan berada pada peringkat 136 yang suram dalam Indeks Ketimpangan Jender menurut Program Pembangunan PBB pada 2018. Itu berarti melakukan hal lebih buruk pada perempuan daripada sebagian besar negara tetangga di Asia Selatan.

Banyak masyarakat Pakistan beroperasi di bawah kode ketat "kehormatan," mensistemasikan penindasan perempuan dalam hal-hal seperti hak untuk memilih siapa yang akan menikah, hak reproduksi dan bahkan hak atas pendidikan.

Menurut perkiraan oleh Jaringan Kesadaran Kekerasan Berbasis Kehormatan, setidaknya 1.000 perempuan menjadi korban pembunuhan demi kehormatan di Pakistan setiap tahunnya.(AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home