Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:59 WIB | Minggu, 22 Desember 2019

Ular Masuk Permukiman, Jangan Diganggu

Seorang pawang memegang Raja Kobra sepanjang empat meter sebelum dilepaskan di hutan lindung di Provinsi Krabi, Thailand, 13 Oktober 2019. (Foto: voaindonesia.com/Krabi Pitakpracha Foundation via Reuters)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Ular kobra, dalam sepekan terakhir banyak muncul di permukiman di kota-kota di Pulau Jawa. Bagaimana sebaiknya jika warga menemukan ular?

Ular-ular ini, yang kebanyakan berupa anakan, muncul di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Di Jawa Barat, laporan warga terkait kemunculan ular datang dari delapan kota, di antaranya Tasikmalaya, Depok, Bogor, dan Bandung. Rata-rata ular muncul di perumahan yang dekat dengan kebun.

Nathan Rusli dari Ciliwung Herpetarium di Bogor mengatakan, ular mulai kehilangan habitat aslinya. Akibatnya sejumlah ular mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru.

“Jadi ular masuk ke rumah manusia itu sebetulnya kebalikannya. Ular kan dulu habitatnya hutan. Yang dulunya hutan atau rawa atau habitat apa pun itu dirusak menjadi perumahan,” katanya ketika dihubungi VOA, dan dilansir voaindonesia.com pada Sabtu, (21/12).

Ketua Pusat Reptil Ciliwung ini menambahkan, kelahiran anakan ular merupakan siklus alami saat musim hujan.

“Memang untuk jenis-jenis ular itu beda musim kawin dan beranaknya. Sekarang sekarang ini musim kawin si ular kobra, jadi itulah kenapa banyak ditemukan anak-anak ular,” kata dia lagi.

Dalam catatan Ciliwung Herpetarium, ular kobra (Naja sputatrix), memiliki bisa dan umum ditemukan di Pulau Jawa. Ular ini punya variasi warna yakni hitam/abu-abu di Jawa Barat, dan cokelat/krem di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Spesies ini tinggal di hutan dataran rendah dan dapat beradaptasi di sawah atau kebun.

Selain faktor habitat, kata Nathan, faktor kebersihan rumah juga berpengaruh. Rumah yang kotor akan mengundang tikus dan pada gilirannya mengundang ular.

“Kalau rumahnya berantakan, kotor, itu banyak tikus. Jadi itu salah satu penyebab dia datang juga, karena dia mencari tikus untuk dimakan. Dia mencari tempat bersembunyi, jadi tumpukan kayu itu tempat bersembunyi,” kata Nathan lagi.

Jangan Ganggu Ular

Di berbagai kota, warga menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk mengevakuasi ular. Petugas pun berhasil membawa ular itu dan tidak ada warga yang terluka.

Namun di Depok, Jawa Barat, seorang anak 8 tahun dilaporkan terkena gigitan ular. Dia dibawa ke rumah sakit, Rabu (18/12) setelah diduga berupaya memasukkan ular ke dalam botol.

Nathan mengingatkan, jika menemukan ular di rumah, jangan coba menangkapnya. Sebaiknya laporkan kepada profesional.

“Sebaiknya jangan dipegang, jangan coba kita pukul juga. Karena kalau kita pukul dia merasa terancam. Kemungkinan tergigitnya akan semakin besar. Sebaiknya didiamkan saja, dilihat, diamati dari jarak yang aman. Kemudian coba untuk hubungi pemadam kebakaran,” kata dia.

Namun kalau menemukan ular di kebun atau sawah, sebaiknya dibiarkan sampai ular itu pergi.

Senada, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, mengimbau warga tidak mengganggu ular.

Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan BKSDA Jabar Rifki MS, juga meminta warga tidak mencoba membunuh reptil tersebut.

“Kalau ada di permukiman ya kita halau, bukan untuk dibunuh. Itu hukum alam. Dia ada di rantai makanan, dia kan makan tikus yang jadi hama. Yang di permukiman itu, kita giring ke habitatnya di perkebunan atau di ladang,” kata Rifki saat dihubungi terpisah.

BKSDA sudah menerima ular-ular yang dievakuasi dari permukiman warga.

Meski belum menghitung jumlah pastinya, Rifki mengatakan mayoritas ular yang diterima adalah jenis sanca kembang.

Ular yang diterima akan dilepasliarkan ke alam bebas. Namun, ular yang terluka akan dirawat dulu di pusat konservasi.

“Kita titipkan di kebun binatang atau di lembaga konservasi lainnya. Sampai sehat, nanti kalau sudah sehat kita lepas liarkan,” katanya.

Ular akan dilepas-liarkan di wilayah Kamojang dan Kareumbi, keduanya tak jauh dari Kota Bandung.

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home