Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 11:36 WIB | Rabu, 19 Oktober 2016

UNESCO Tegaskan Hubungan Muslim dengan Al-Aqsa

Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. (Foto: dok.Ist)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Badan PBB untuk kebudayaan, UNESCO, mengadopsi resolusi  yang disponsori beberapa negara-negara Arab yang menegaskan hubungan Muslim pada kota tua Yerusalem timur. Hal itu mengacu pada nama yang  diberikan untuk  sebagai kawasan  "Al-Aqsa" atau "Al-Haram Al-Sharif."

Juru bicara UNESCO di Paris, hari Selasa (18/10) mengatakan resolusi itu menyebabkan Israel untuk menangguhkan kerja sama dengan lembaga tersebut, setelah konvensi disetujui pada tingkat komite pekan lalu.

Resolusi itu disahkan hari Kamis pekan lalu di tingkat komite dan disponsori oleh Aljazair, Mesir, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar dan Sudan.

Naskah resolusi itu mengecam mencela Israel yang membatasi akses warga Muslim ke situs suci itu dan agresi oleh pasukan pendudukan Israel dan kelompok pemukim Yahudi. Pihak Israel  disebutkan marah, karena harus menangguhkan kerjasama dengan UNESCO, dan pada hari Jumat mengatakan bahwa resolusi itu menyangkal "koneksi bersejarah warga Yahudi pada situs suci di Yerusalem. "

Israel menyebut daerah yang meliputi Masjid Al Aqsa sebagai "Temple Mount."  Dan mengatakan situs itu adalah tempat dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Penguasa Pendudukan

Wakil Duta Besar Palestina untuk UNESCO, Mounir Anastas, kepada wartawan mengatakan bahwa resolusi itu "mengingatkan Israel bahwa mereka adalah penguasa pendudukan di Jerusalem Timur dan meminta mereka untuk menghentikan semua pelanggaran," termasuk penggalian arkeologi di sekitar tempat itu.

Rancangan resolusi UNESCO, berjudul "Pendudukan Palestina," mengutuk keras "eskalasi agresi Israel dan langkah-langkah ilegal terhadap kebebasan beribadah dan akses warga Muslim  pada situs suci mereka,  Masjid Al-Aqsa  atau Al-Haram Al-Sharif, dan meminta Israel,  kekuatan pendudukan, untuk menghormati status quo situs bersejarah dan segera menghentikan tindakan tersebut."

Pada tahun lalu, pemerintah Israel mengizinkan peningkatan jumlah pemukim Yahudi untuk mengakses pada kompleks  Al-Aqsa, dan membatasi pintu masuk Muslim.

Disambut Presiden Palestina

Setelah keputusan tentang resolusi itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyambut baik resolusi UNESCO itu. Sementara Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu, menyebut resolusi itu sebagai "tidak masuk akal," seperti dilaporkan AFP.

Di Jalur Gaza, resolusi ini "sangat disesalkan dan mendorong siklus kekerasan baru yang terjadi sejak Oktober 2015, dalam konteks agresi konstan oleh pemukim Israel dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya terhadap warga Palestina, termasuk anak-anak sekolah, juga meminta pemerintah Israel untuk mencegah agresi tersebut."

Sejak Oktober 2015, penggunaan kekerasan mematikanoleh  Israel terhadap protes Palestina di Gaza dan Tepi Barat telah menewaskan 230 warga Palestina.

Ini adalah kedua kalinya pada tahun ini UNESCO membuat marah Israel. Pada bulan April, organisasi ini mengeluarkan resolusi yang mengecam "agresi Israel dan langkah-langkah ilegal terhadap kebebasan beribadah dan akses warga Muslim ke Masjid Al-Aqsha".

Kompleks Al-Aqsa adalah tempat suci ketiga dalam agama Islam, setelah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi.

Israel menduduki Yerusalem Timur pada perang tahun 1967. Kemudian Israel mencaplok kota suci itu pada tahun 1980, mengklaim itu sebagai ibu kota negara Yahudi, sebagai langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home