Loading...
DUNIA
Penulis: Kartika Virgianti 19:20 WIB | Senin, 27 Januari 2014

Urbanisasi di London, Akibat Pertumbuhan Sektor Swasta

Ilustrasi Kota London. (Foto: theguardian.com)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Banyak orang muda berbakat yang meninggalkan kota-kota di provinsi lain di Inggris, mencapai keberhasilan hidup di London dan tidak pernah kembali lagi ke daerah asal mereka. Hal ini menyebabkan semakin padatnya populasi kota London dibanding kota lainnya di Inggris. Penyebab urbanisasi ini adalah empat sampai lima pekerjaan baru, terus diciptakan di sektor swasta antara 2010 dan 2012.

Wali Kota London, Boris Johnson mengatakan bahwa orang muda berbakat yang meninggalkan kota-kota provinsi mereka rata-rata berusia 20-an tahun. Mereka mencari sumber penghidupan dari sektor swasta yang terus tumbuh.

Seiring dengan pertumbuhan sektor swasta, setiap kota besar baik di selatan sampai timur Inggris telah kehilangan orang-orang muda karena pergi ke London. Itu berarti bahwa satu dari tiga anak usia 22-30 tahun meninggalkan kampung halaman mereka, dan berakhir dengan kartu tanda penduduk London dan Boris Johnson sebagai wali kota mereka.

London juga turut bertanggung jawab atas keberhasilan The Beatles. Kuartet paling tersohor di seluruh dunia ini berasal dari Merseyside, tapi London mengubah mereka menjadi grup band terbesar sepanjang masa.

Ingin Mencontoh Kesuksesan The Beatles

Pusat penelitian dan kebijakan analisis perekonomian Inggris, Center for Cities, Alexandra Jones selaku Chief Executif mengatakan hal senada dengan Boris Johnson. Pada usia 30-an banyak dari mereka yang tertarik dengan gemerlap lampu-lampu di Ibu Kota London, dan memutuskan pindah, terlebih ketika mereka ingin mulai berkeluarga.

Jones menambahkan, kebanyakan dari mereka ingin mengikuti John Lennon yang membeli sebuah mansion di Ascot, Paul McCartney dengan rumah di Sussex, dan George Harrison yang rumahnya tersebar di Oxfordshire, tanpa kembali ke kota asal mereka.

Pola ini bisa menyesatkan apabila London hanya dilihat sebagai kota, namun terputus dari seluruh daerah lainnya. Jika mesin penghisap raksasa London menguras bakat dari seluruh Inggris karena kemampuan modal untuk menciptakan lapangan kerjanya, maka orang-orang muda datang ke London karena di situlah pekerjaan berada.

Menyoroti hal itu, London butuh peningkatan infrastruktur yang lebih baik, investasi dalam keterampilan dan reformasi perencanaan. Laporan ini juga mencatat bahwa kota Bradford, Sheffield, Bristol, Southampton, Blackpool dan Glasgow terlihat penyusutan lapangan kerja di kedua sektor yaitu pemerintah dan swasta.

“Tahun 2014 menunjukkan kesenjangan antara London dan kota-kota lainnya di Inggris semakin lebar, dan kami gagal untuk meningkatkan potensi ekonomi seluruh kota” kata Jones.

Dia menambahkan bahwa Inggris adalah salah satu negara yang paling tersentralisasi di dunia. Di Jerman, lanjutnya, pemerintahan di Berlin, pusat finansial di Frankfurt dan pusat kebudayaan di Hamburg dan Munich. Sedangkan di Inggris, semuanya terdapat di London. Terlebih, departemen keuangan terus memegang dengan ketat anggaran kota-kota lainnya.

Jones mengusulkan pemerintah seharusnya membangun pemerintahan berbasis internet, supaya beberapa kota di Inggris memungkinkan untuk mengontrol nasib perekonomian mereka sendiri dan menyerahkan lebih banyak anggaran ke kota-kota lain tersebut. Hal itu dalam rangka memastikan pemulihan sumber pekerjaan di seluruh negeri di Inggris.

Center for Cities melaporkan saat ini tengah dilakukan strategi regenerasi di beberapa kota di Inggris. Birmingham dan Manchester misalnya, sudah ada peningkatan baik pekerjaan sektor swasta dan sektor pemerintah antara tahun 2010 sampai 2012, sementara di Liverpool hilangnya pekerjaan sektor pemerintah, diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja sektor swasta. (theguardian.com)

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home