Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:46 WIB | Senin, 10 Desember 2018

Usia Harapan Hidup Warga AS Terus Berkurang

Ilustrasi. Petugas paramedik Cataldo Ambulance dan petugas gawat darurat lain berusaha menyelamatkan pria berusia 32 tahun yang ditemukan tak sadarkan diri dan tak bernapas akibat overdosis obat pengurang nyeri, opioid, di trotoar di Everett, Boston, Massachusetts, 23 Agustus 2017. (Foto: Voaindonesia.com)

TAMPA, SATUHARAPAN.COM – Pada 2017, lebih dari 70.000 orang meninggal akibat overdosis obat-obatan di AS. Itu adalah rekor tertinggi. Tingkat overdosis obat-obatan naik 9,6 persen dibandingkan 2016, sementara jumlah bunuh diri naik 3,7 persen, kata Pusat Nasional bagi Statistik Kesehatan (NCHS) pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Hasilnya, harapan hidup rata-rata di AS, yang dilihat sebagai indikator penting kesehatan dan kesejahteraan nasional, turun menjadi 78,6 persen, berkurang 0,1 tahun dibandingkan 2016, kata laporan itu seperti dilansir Kantor Berita AFP.

Data itu muncul ketika AS bergulat dengan epidemi opioid besar-besaran, yang dipicu kecanduan akan obat-obatan penghilang rasa sakit, serta narkoba seperti heroin dan opioid sintetik termasuk fentanyl.

"Data CDC terbaru itu menunjukkan, harapan hidup AS telah berkurang dalam beberapa tahun belakangan. Tragisnya, tren yang miris ini pada umumnya disebabkan oleh overdosis obat-obatan dan bunuh diri," kata direktur CDC Robert Redfield.

"Statistik ini adalah pengingat bahwa kita kehilangan terlalu banyak warga AS, terlalu dini, dan terlalu sering, akibat kondisi yang bisa dicegah."

Tren Mengkhawatirkan

Overdosis adalah faktor utama ketika harapan hidup warga AS berkurang sedikit pada 2015 untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun.

Penurunan lagi dilaporkan oleh CDC pada 2016, meski data itu kemudian direvisi untuk menunjukkan tahun yang datar, kata Robert Anderson, kepala cabang statistik mortalitas pada NCHS.

Secara keseluruhan, statistik menunjukkan "tren harapan hidup yang menurun sejak 2014," periode dimana warga AS telah kehilangan 0,3 tahun hidupnya, kata Anderson kepada AFP, seraya menyebut tren itu "sangat mengkhawatirkan."

Anderson mengatakan, penurunan seperti ini belum pernah terjadi sejak pandemi flu hebat pada 1918 dan Perang Dunia Pertama, meskipun jumlah korban yang meninggal dunia sangat banyak.

Pada puncak epidemi HIV/AIDS pada 1980an, harapan hidup secara nasional juga berkurang.

"Kita negara maju, kita punya banyak sumber daya, harapan hidup seharusnya bertambah, bukan berkurang,” katanya.

Warga Kanada hidup rata-rata tiga tahun lebih lama dibandingkan Amerika. Jepang memiliki tingkat harapan hidup terlama di dunia, yaitu hampir 84 tahun.

​Satu faktor yang sangat mengkhawatirkan adalah warga dewasa muda pada usia pertengahan 20an sampai pertengahan 40an "menyebabkan harapan hidup di AS menurun," menurut Brandon Godbout, wakil kepala pengobatan darurat di Rumah Sakit Lenox Hill di New York.

"Kelompok ini mengalami kenaikan tingkat kematian paling signifikan di seluruh kelompok usia dari 2016-2017," katanya.

Tingkat rata-rata kematian akibat heroin tujuh kali lebih tinggi dibandingkan 1999.

Angka-angka CDC memperlihatkan bahwa total 70.237 orang meninggal dunia karena overdosis pada 2017.

Sebagian besar dari kematian itu pada dasarnya tidak disengaja. (Voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home