Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 13:25 WIB | Rabu, 08 Maret 2017

Uskup: Hukuman Mati Tidak Memecahkan Masalah

Permanent Observer atau pengamat khusus dari Takhta Suci Vatikan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uskup Agung Ivan Jurkovic. (Foto: radiovaticana.va)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Permanent Observer atau pengamat khusus dari Takhta Suci Vatikan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uskup Agung Ivan Jurkovic, mengatakan Vatikan mendukung aspek kehidupan manusia, dan menolak hukuman mati.

Hal tersebut ia tegaskan dalam pertemuan dengan United Nation Human Rights Council on the Death Penalty atau Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang membawahi hukuman mati.

“Vatikan menegaskan kembali kehidupan adalah suci mulai dari hal yang paling mendasar sampai meninggal dunia dengan wajar, dan Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa pelaku kriminal sekalipun memiliki hak untuk hidup,” kata Ivan Jurkovic, seperti diberitakan Catholic News Agency, hari Selasa (7/3).   

Jurkovic menirukan kembali apa yang pernah diucapkan Paus Fransiskus: “Dalam  negara hukum, hukuman mati adalah sebuah bentuk dari kegagalan, karena mewajibkan sebuah negara membunuh atas nama keadilan. Tapi keadilan tidak pernah tercapai dengan membunuh manusia.”

Uskup Agung juga menyatakan keprihatinan atas hukuman mati yang tidak membawa keadilan bagi setiap makhluk hidup karena bisa saja membawa kematian kepada pihak yang salah.

“Dalam hal ini, satu hal yang harus dipertimbangkan adalah adanya anggapan keliru tentang keadilan manusia yakni hukuman mati adalah sebuah hal yang tidak dapat diubah. Kita harus menganggap bahwa eksekusi hukuman mati sama artinya dengan mengambil kehidupan dari orang yang tidak bersalah.”

Dia juga mengatakan, hukuman mati tidak memiliki efek jera terhadap kejahatan. Secara global, beberapa tahun terakhir telah terjadi tren penolakan hukuman mati.

Studi dari Lake Research Partners menunjukkan perbedaan tentang pendapat umum dari hukuman mati di Amerika Serikat. Sebanyak 80 persen dari populasi Amerika Serikat menyukai hukuman mati untuk kasus pembunuhan pada tahun 1995, tapi sejak tahun 2010 warga AS yang menyenangi hukuman mati mengalami penurunan menjadi 39 persen.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home