Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 20:50 WIB | Jumat, 24 Agustus 2018

Uskup ke Jokowi: Otsus Papua Belum Berhasil Dilaksanakan

Uskup ke Jokowi: Otsus Papua Belum Berhasil Dilaksanakan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang dipimpin ketuanya Mgr. Ignatius Suharyo, di kantor KWI, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8) pagi.(Foto: dokpenkwi.org)
Uskup ke Jokowi: Otsus Papua Belum Berhasil Dilaksanakan

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung melakukan silaturahmi dengan Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di kantor KWI, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8) pagi.

Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo didampingi Sekretaris Jenderal KWI, Mgr Antonius Subianto OSC bertemu Presiden Jokowi di ruang rapat KWI lantai II yang dihadiri delapan anggota Presidium KWI di antaranya Mgr. Leo Laba Ladjar OFM (Uskup Jayapura), Mgr. Y. Harjosusanto MSF (Uskup Agung Samarinda), Mgr. Al. Sudarso SCJ (Uskup Agung Palembang), Mgr. Johnn Liku Ada (Uskup Agung Makassar), Mgr. Giulio Menccucini CP (Uskup Sanggau), Mgr. Dominikus Saku (Uskup Atambua), Mgr. V. Sutikno Wisaksono (Uskup Surabaya), serta Sekretaris Eksekutif KWI Romo Siprianus Hormat Pr.

Menurut Uskup Suharyo, para Uskup menyampaikan berbagai macam hal terkait isu-isu kedaerahan yang ada di wilayah mereka masing-masing, seperti di Papua, Palembang, dan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

“Misalnya, Mgr. Leo Ladjar dari Papua menyampaikan banyak sekali harapan mengenai otonomi khusus (otsus) untuk daerahnya yang belum berhasil dilaksanakan dengan baik hingga saat ini,” kata Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo seperti dilansir dari dokpenkwi.org, hari Jumat (24/8).

Uskup Suharyo mengatakan Presiden Jokowi mendengarkan dengan serius dan mencatat hal-hal yang sangat konkret terkait dengan penyampaian para Uskup yang hadir.

“Bapak Presiden sungguh ingin menyerap harapan-harapan dari uskup-uskup di dalam Gereja Katolik sehingga beliau mau datang untuk menemui kami karena ingin mendengar apa yang sebenarnya menjadi harapan Gereja Katolik. Kami merasa bahwa beliau menjalankan tugas itu dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Uskup Suharyo mengatakan, hal ini berarti bahwa memang benar-benar beliau ingin bersilaturahmi dan ingin mendengar dari bawah secara langsung, terutama dari umat Katolik.

“Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pilpres (Pemilihan Presiden),” kata Uskup Ordinariat TNI/Polri itu.

Gambar terkaitIlustrasi rosario bermotif warna merah putih. (Foto: istimewa)

Dalam kesempatan itu Uskup Suharyo menunjukkan Rosario atau kalung Rosario Merah Putih yang dibawanya untuk diperlihatkan kepada Presiden Joko Widodo.

Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) itu menyampaikan bahwa umat Katolik sungguh mencintai tanah air Indonesia. Misalnya umat di KAJ memiliki Rosario Merah putih sebagai simbol bendera Indonesia dan kecintaan mereka kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya tunjukkan Rosario Merah Putih yang kebetulan saya bawa kepada Presiden (Jokowi), (Rosario) inilah salah satu tanda bahwa kami sungguh mencintai republik ini. Saya menyampaikan bahwa banyak pahlawan yang beragama katolik yang datang dari berbagai latar belakang sudah memberikan dirinya demi kemerdekaan bangsa ini,” katanya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Uskup Suharyo juga menyampaikan harapannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkunjung ke Vatikan.

“Saya menyampaikan bahwa kalau nanti ada kesempatan ke Eropa tolong dipertimbangkan (Presiden Joko Widodo) untuk singgah di Vatikan,” kata Uskup Suharyo.

Menurut Uskup Suharyo, Presiden Jokowi langsung menjawab juga bahwa hal itu akan dipersiapkan oleh Menteri Luar Negeri pada waktunya nanti.

Tidak Bisa Mengintervensi

Sementara itu Presiden Jokowi mengakui dalam pertemuan tertutup tersebut dibicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan isu-isu di daerah.

“Di dalam pertemuan, saya menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan Pancasila, dengan keragaman, perbedaan, agama, suku, adat, tradisi yang terus harus kita rawat, kita jaga persaudaraan kita, kerukunan kita, persatuan kita,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai pertemuan.

Khusus terkait vonis 18 bulan kepada Melliana oleh Pengadilan Negeri Medan, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa dia tidak bisa mengintervensi hal-hal yang berkaitan dengan wilayah hukum di pengadilan.

“Ya saya saya tidak bisa mengintervensi hal-hal yang berkaitan dengan di wilayah hukum pengadilan,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden juga menegaskan jika kunjungannya ke KWI, yang rencananya akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Persekutan Gereja-Geraja di Indonesia (PGI), tidak ada urusannya dengan Pemilihan  Presiden (Pilpres).

“Kita berbicara tadi kan sudah saya sampaikan, berbicara mengenai Pancasila, mengenai keragaman dan perbedaan-perbedaan,” ucap Presiden Jokowi.

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home