Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:21 WIB | Jumat, 28 Februari 2020

Virus Corona: Bagaimana Persiapan Kota-kota Besar Hadapi Wabah?

Sistem transportasi umum menciptakan lingkungan yang sempurna untuk penularan virus. (Foto: bbc.com)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Virus corona kini berada di setiap benua kecuali Antarktika. Dan, untuk pertama kalinya, menyebar lebih cepat di luar China daripada negara tempat pertama kali dideteksi.

Di kota-kota besar tempat orang tinggal dan bekerja berdampingan, prospek terjadinya wabah adalah sumber kekhawatiran nyata.

Berikut ini beberapa tantangannya, sekaligus ulasan langkah-langkah yang dilakukan kota-kota besar dunia untuk merespons virus corona sejauh ini.

Transportasi Publik

Virus diperkirakan menyebar terutama lewat tetesan cairan tubuh ketika seseorang batuk atau bersin.

Studi yang menganalisis musim influenza menunjukkan, orang yang menggunakan transportasi umum selama wabah flu hingga enam kali lebih, mungkin terkena infeksi pernapasan akut.

Itulah sebabnya pihak berwenang dari Korea Selatan hingga Italia dan Iran telah memerintahkan pembersihan secara massal di dalam kereta, bus, dan stasiun.

Kerumunan Besar

Acara-acara yang menarik banyak orang, seperti pertandingan olahraga, adalah tempat potensi penularan, dan sudah merasakan dampak virus corona.

Grand Prix Formula Satu China di Shanghai ditangguhkan. Enam pertandingan Liga Champions Asia juga ditunda, mempengaruhi empat tim Iran. Di Eropa, pertandingan rugby dan sepak bola yang melibatkan tim Italia ditunda.

Tetapi, gangguan terbesar pada agenda olahraga dunia adalah Olimpiade Tokyo, yang akan dimulai pada 24 Juli.

Sejauh ini, baru estafet obor sebelum pertandingan yang dipangkas, tapi Komite Olimpiade Internasional masih bisa membatalkan pertandingan sepenuhnya jika virus corona berkembang menjadi pandemi serius.

Selain olahraga, acara keagamaan juga dilarang.

Arab Saudi mengumumkan mereka menghentikan sementara perjalanan umrah dari luar negeri ke kota suci Mekkah dan Madinah.

Sekolah

Semakin banyak pemerintah yang meminta sekolah-sekolah menerapkan rencana untuk menangani virus corona.

Di negara-negara seperti Jepang, Thailand, Iran, dan Irak, sekolah dan universitas telah ditutup sementara untuk menghadapi wabah tersebut.

Inggris dan AS tidak meminta penutupan, tetapi empat sekolah di Inggris membatalkan semua kelas untuk "pembersihan menyeluruh" setelah siswa kembali dari liburan ski di Italia.

Orang tua yang baru-baru ini bepergian dengan anak-anak mereka ke daerah-daerah yang paling terkena dampak – termasuk Iran, China, Hong Kong, Korea Selatan, Asia Tenggara, dan Italia Utara, disarankan untuk tinggal di dalam rumah dan tidak menyuruh anak-anak mereka pergi sekolah.

Kantor

Virus corona berdampak pada praktik bisnis di beberapa pusat teknologi paling penting di dunia.

Di San Diego dan San Francisco, yang keduanya telah menyatakan situasi darurat, karyawan disarankan untuk tidak berjabat tangan dengan pengunjung ke perusahaan mereka.

Facebook membatalkan konferensi pemasaran tahunan yang direncanakan untuk bulan Maret, dan sejumlah sponsor dan peserta pameran mengundurkan diri dari salah satu konferensi keamanan siber terbesar di dunia, yang rencananya bakal digelar di San Francisco.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menerbitkan pedoman yang merekomendasikan para pengusaha untuk mendorong telework, atau bekerja dari rumah, terutama jika pegawai menunjukkan suhu tubuh tinggi atau tanda-tanda masalah pernapasan.

Kesadaran Publik

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan, seperti mencuci tangan secara menyeluruh, adalah bagian penting dari upaya mencegah penularan virus corona, kata para pejabat kesehatan AS.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mencegah penyebaran virus corona, setiap orang harus: Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, Menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala penyakit pernapasan, Menghindari kontak tanpa perlindungan dengan hewan liar atau hewan ternak hidup.

Rumah Sakit

Karena tidak ada pengobatan atau penyembuhan untuk virus corona baru, rumah sakit berusaha untuk meringankan gejala.

Mereka disarankan agar menempatkan pasien dalam isolasi dan memastikan para staf mengenakan pakaian pelindung saat berhadapan dengan kasus potensial.

Pihak berwenang di AS dan Inggris memperkirakan jika wabah massal memang terjadi, rumah sakit mungkin akan menunda prosedur yang tidak mendesak dan meningkatkan konsultasi telepon.

Ada kekhawatiran tentang bagaimana beberapa rumah sakit akan mengatasi lonjakan jumlah pasien, padahal kemampuan mereka sangat terbatas.

Kebijakan Isolasi

Di Inggris, orang yang bepergian dari daerah yang terkena dampak diminta untuk melakukan karantina sendiri.

Kota Wuhan di Cina, pusat dari wabah ini, masih terisolasi, begitu pula kota yang paling terdampak di Italia utara.

Tetapi para pakar mengatakan seiring virus menyebar secara global, pembatasan seperti itu menjadi kurang efektif.

Langkah tersebut juga sulit ditiru di tempat lain.

"Tidak banyak, jika ada, negara yang secara logistik mampu mengisolasi kota-kota seperti yang dilakukan China," kata Tom Inglesby, Direktur Johns Hopkins Center for Health Security, lewat sebuah twit, yang dilasir bbc.com, pada Jumat (28/2).

Pejabat AS itu berpendapat, "isolasi berisiko memisahkan keluarga dari satu sama lain, mengganggu pengiriman obat-obatan ke masyarakat, mengganggu pengiriman makanan pokok dan suplai."

"Langkah itu juga bisa menghambat pergerakan dokter, perawat, dan suplai medis ke rumah sakit, seperti yang telah dilaporkan di China," kata Tom Inglesby. (bbc.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home