Loading...
SAINS
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 06:29 WIB | Kamis, 21 Agustus 2014

Waktu Mepet, Komnas FBF 2015 Kerja Keras

Waktu Mepet, Komnas FBF 2015 Kerja Keras
(Dari kiri-kanan) Claudia Kaiser (Business Developer of FBF), Kestity Pringgoharjono (Yayasan Lontar dan Komnas FBF 2015), Nova Rosdiani (Pengurus IKAPI dan Komnas FBF 2015), Christel Mahnke (Goethe Institut). (Foto-foto: Diah A.R)
Waktu Mepet, Komnas FBF 2015 Kerja Keras
Nova Rosdiana, pengurus Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia pada Oktober 2015 mendatang ditunjuk sebagai Tamu Kehormatan atau Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015 (GoH-FBF 2015) di Frankfurt, Jerman. Masih tersisa kurang lebih 13 bulan lagi untuk terus mempersiapkan diri. Nova Rosdiana selaku wakil dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Komisi Nasional GoH-FBF 2015 menyatakan bahwa dengan waktu yang ada, pihaknya terus bekerja keras untuk berhasil dalam pameran buku terbesar di dunia tersebut.

“Meskipun waktu mepet, kami (Komnas GoH-FBF 2015) bekerja keras dengan terus menyeleksi buku-buku yang layak untuk dipamerkan di Frankfurt,” kata Nova Rosdiana kepada satuharapan.com usai memaparkan penjelasannya mengenai perkembangan persiapan GoH FBF 2015 dalam Sharing Session VI Indonesia Goes to Frankfurt 2015 di Goethe-Institut, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).

“Ketika kami berada di Komite Nasional tidak ada lagi bendera lembaga yang kami bawa tapi kami merupakan satu kesatuan yang bekerja keras untuk membuat acara besar ini menjadi sukses. Kami menggunakan tim independen untuk menyeleksi buku apa saja yang akan dipamerkan di Fankfurt. Maka dari itu kami menghindari subyektifitas (penulis maupun penerjemah) agar tidak mengalami kesalahpahaman ataupun kecurigaan terhadap kelolosan tahap penyeleksian buku.”

Dia juga menyatakan bahwa kesulitan yang selama ini dihadapi adalah penerbit belum ada yang siap. Jadi, selama proses penyeleksian buku, Komnas FBF 2015 membantu penerbit yang belum siap ini untuk bisa lulus seleksi masuk ke dalam kategori layak terbit dan tampil di pameran buku paling bergengsi di dunia tersebut.

Menurutnya, para penerbit yang belum siap tersebut tidak tahu standar pasar internasional. Maka dari itu, dia menghimbau kepada mereka agar tidak malu untuk terus bertanya dan mencoba.

Dia optimis bahwa FBF 2015 ini akan sukses dan menjadi titik tonggak bangsa Indonesia di mata dunia. Nova juga berharap bahwa FBF 2015 ini akan menjadi awal kebangkitan literasi Indonesia.

Pada masa pemerintahan yang baru, Nova sangat yakin bahwa acara ini akan terus berjalan dan mungkin akan berkembang meskipun memiliki tenggat waktu yang sangat singkat.

Ratusan Buku Telah Diseleksi

Dalam pemaparannya pada diskusi tersebut, sejauh ini, sudah ada 303 judul buku dari 2500 judul buku yang direkomendasikan untuk tampil di FBF 2015 mendatang. Dari 303 judul buku ini terdiri dari 211 judul buku sastra, 30 judul buku non-sastra, 31 judul buku anak dan 24 judul buku komik.

Dari 303 judul buku tersebut hanya 162 judul buku yang mengajukan proposal subsidi funding atau pembiayaan. Menurutnya, masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dari seluruh funding yang disiapkan oleh pemerintah.

”Dari 162 proposal subsidi funding itu baru ada 15 penerbit yang masuk terdiri dari 147 judul buku dengan penerjemahan Bahasa Inggris dan 15 judul buku berbahasa Jerman,” kata Nova memaparkan. “Kemudian dari 162 judul buku tersebut disaring lagi hingga saat ini baru 34 judul buku berbahasa Inggris dan delapan judul buku berbahasa Jerman yang dinyatakan lolos dari sisi kualitas penerjemahan.”

Karena masih banyaknya funding yang belum terpakai, maka Komnas akan terus menyeleksi banyak judul buku yang akan dipamerkan di FBF 2015 mendatang seperti buku-buku yang ditulis atau terkait dengan mantan-mantan Presiden RI, buku-buku yang diminati oleh pihak asing, buku best seller atau dengan penjualan terbaik dan buku asing yang sudah ada versi berbahasa Indonesia.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home