Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 08:21 WIB | Jumat, 06 Mei 2016

Wapres: Peringatan Isra Miraj Jangan hanya Bersifat Seremonial

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada peringatan Isra Mikraj tingkat Kenegaraan yang dihadiri para Menteri Kabinet Kerja, serta Pimpinan Lembaga Negara dan Dubes negara sahabat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/5) malam. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengingatkan  bahwa  Isra Miraj yang diperingati setiap tahun di istana negara tidak sebatas menjadi seremonial upacara.

Lebih dari itu, kata Wapres, peringatan ini harus menjadi momentum untuk mendorong  spirit persatuan, keagamaan, dan ibadah yang mempersatukan umat Islam dan masyarakat Indonesia.

Menurutnya, sebagai  perintah Allah yang disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad tanpa melalui prantara, salat merupakan perintah yang sangat penting. Selain pesan ibadah,  perintah salat membawa pesan sosial tentang pentingnya menjaga  persatuan.

“Persatuan juga merupakan bagian dari ibadah itu sendiri,” kata Wapres  pada peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW  tingkat Kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/5) malam.

Hadir pada peringatan ini, Duta Besar Negara Sahabat, Wakil Ketua  MPR Hidyat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Ketua DPD RI  Irman Gusman, serta Menteri  Kabinet Kerja  dan pimpinan lembaga negara.

Menurut Wapres, Indonesia adalah sedikit negara yang selalu  menjaga harmoni kehidupan bernegara dan kehidupan beragama.  Di Indonesia,  ada 15 hari libur, dengan 3 hari libur nasional, yaitu: 1 Januari, 1 Mei, dan 17 Agustus. Sementara  12 lainya adalah hari keagamaan, antara lain: 6 hari keagamaan Islam, 3 Kristen  dan Katolik, 1 masing-masing Buddha, Hindu, dan Khonghucu.

“Begitu kita menjaga, walaupun penduduknya 1  persen  ada juga hari libur nasionalnya,” kata dia seperti dikutip dari kemenag.go.id.

Dikatakan Wapres Jusuf Kalla, hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah diperingati sebagai momentum besar dalam sejarah umat Islam.

Selain itu Wapres mengaku sedih melihat fenomena sekarang, bagaimana umat Islam hijrah dari Suriah dan Irak ke Eropa karena faktor keamanan.

“Setiap malam bom meledak di mana-mana di negara berpenduduk islam, kemudian terjadi radikalisme dan terorisme. Hal tersebut banyak terjadi di negara-negara yang gagal,” kata dia.

“Kita bersyukur di Indonesia tidak terjadi semua itu, karena kita menjaga dari semua itu. Harmoni antar agama dan intra agama, itulah yang menjadi pelajaran di dunia ini,” dia menambahkan.

Dalam Islam, kata Wapres, umat dimungkinkan berbeda dalam pelaksanaan ibadah  karena masalah khilafiahnya. Apalagi, manusia juga   berbeda budaya,  bahasa dan warna kulit.

“Perbedaan itu bukan menjadi sumber konflik di antara kita. Kita harus terus menjaga persatuan dan kesatuan di negeri ini, karena itu adalah modal kita,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home