Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 05:36 WIB | Minggu, 01 Februari 2015

Wapres: Sikap Radikal Berakar dari Menjual Agama dengan Murah

Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla menghadiri peringatan hari lahir ke-89 Nahdlatul Ulama (NU) di halaman kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Sikap radikal dan kekerasan atas nama agama berakar dari segelintir orang menjual agama dengan murah,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla, Sabtu (31/1) malam saat menghadiri peringatan hari lahir ke-89 Nahdlatul Ulama (NU) di halaman kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat

Ia melanjutkan, artinya para pelaku kekerasan dijanjikan surga bila bersedia membunuh orang banyak atau dirinya sendiri.

“Ini menjadi tantangan ideologis. Bagaimana mengubah sikap-sikap orang tertentu yang radikal. Islam ini sudah tercoreng karena beberapa orang itu. Saya selalu menggambarkan siapa orang itu sangat sederhana pemikirannya. Sebab, mengapa ada orang yang mengatasnamakan kemuliaan surga membunuh orang atau justru bunuh diri,” kata laki-laki yang akrab dipanggil JK ini.

Jadi, menurutnya alasan orang mau bunuh diri atau membunuh alasannya sangat sederhana, yaitu menjual murah surga. “Memang, ia tidak mau cari uang atau kedudukan, tapi ia diajari membunuh itu jihad. Ini surga dijual murah. Jadi, masalahnya kembali lagi ke ideologi yang harus lebih baik lagi,” kata JK.

Menurut wapres sebagai negara Islam terbesar di dunia seharusnya memperlihatkan kebesaran dengan jumlah itu. “Jumlah kita besar. Cuma, masih kurang menjadi referensi pemikiran Islam. Kita selalu memakai referensi-referensi dari negara lain. Walaupun mungkin, itu pemikiran-pemikiran yang baik,” kata dia.

Untuk itu, kata Wapres para ulama harus menunjukkan akhlak dan perilaku terbaik dan memenuhi kewajiban Islam. Sehingga, Indonesia menjadi referensi pemikiran tentang Islam yang bergerak, Islam yang sederhana, Islam yang moderat, Islam yang rahmatan lilalamin.

Gimana kita membuat pusat-pusat pendidikan Internasional tentang pemikiran Islam kita ke depan. Yaitu, menjadi pusat-pusat pemikiran Islam bagi dunia.  Jadi, kita tidak hanya jadi konsumen dari produk negara lain, kita mesti menjadi produsen negara lain. Menjadi pemikiran pemahaman agama yang diberikan para ulama-ulama kita dijadikan referensi negara lain,” kata dia

Tentu Islam itu satu, kata Wapres dalam pemikiran dari Islam menjadi mendunia dan pemikiran Islam semua, harus mempunyai adil dalam perdamaian dunia.

Selain itu, kata Wapres, Indonesia secara perlahan mulai bergeser dari menjadi konsumen pemikiran Islam dari luar, utama Timur Tengah. Apalagi, situasi Timur Tengah yang kini terus dirundung konflik.

“Ajaran agama pada akhirnya bermuara pada peradaban dan akhlak. Di kawasan pusat Islam, seperti Timur Tengah, hal itu mulai kurang terasa. Karenanya, kewajiban kita menjadikan Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim referensi pemikiran Islam yang moderat,” kata dia.

Wapres mengharapkan, kebangkitan ulama melalui NU bisa menjadi kebangkitan Indonesia pada umumnya. Sebab, kata Wapres tantangan bangsa adalah tantangan NU. Demikian pula sebaliknya.

“Karena itu, mari kita siapkan generasi penerus dan ulama. Jadikan pendidikan sebagai pengantar yang baik untuk generasi mendatang,” katanya.

Islam Terbesar di Dunia

Sementara itu Wapres mengatakan bahwa NU adalah organisasi umat muslim terbesar. Bukan cuma di Tanah Air, tapi juga di dunia.

“NU punya anggota 89 juta, ini merupakan organisasi (umat muslim) terbesar di dunia,” kata Wapres, Sabtu.

Menurutnya Jika dibandingkan dengan negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam, dipastikan masih lebih banyak pengikut NU.

“Di Mesir itu anggota organisasi muslim 80 juta, di Malaysia 15 juta, Kuwait 1 juta. Dengan jumlah 89 juta orang, kita adalah yang terbesar di dunia,” kata dia.

Selain itu, Wapres berharap tersendiri bagi NU. Harapannya adalah agar NU turut andil dalam memakmurkan kehidupan bangsa di semua sektor.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home