Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:53 WIB | Senin, 05 Oktober 2015

Warga Singapura Jangan Terbuai Keharmonisan Etnis

Lee Hsien Loong (kiri) saat berpidato di Sidang Pemimpin Masyarakat dan Perdamaian pada hari Minggu (4/10) di Singapura. (Foto: berita.mediacorp.sg)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengingatkan warga Singapura tidak terlalu terbuai dengan kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang begitu harmonis di Singapura, namun sebaliknya mewaspadai potensi yang berupaya memecah belah bangsa.

“Harmoni kaum dan agama yang dinikmati Singapura hari ini tidak ada dengan sendirinya, masyarakat dapat mengatakan demikian karena saat ini Singapura  sudah sangat maju,”  kata  Lee Hsien Loong hari Minggu (4/10) saat berpidato di Sidang Pemimpin Masyarakat dan Perdamaian di Singapura.

Sidang Pemimpin Masyarakat dan Perdamaian dipelopori sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama  OnePeople SG, organisasi ini bergerak  mendorong terciptanya keharmonisan ras.

“Saya melihat beberapa warga Singapura mungkin terbuai dengan harmonisasi karena  menganggap keharmonisan itu ada dengan alami, padahal penyatuan ras dan etnis membutuhkan waktu lama,” dia menambahkan.

Lee mengatakan berbagai isu sensitif dan insiden bernuansa  etnis bisa saja muncul di Singapura.

Dia menambahkan, meskipun berbagai hal yang bersinggungan dengan ras, etnis dan agama kini dibahas dengan lebih terbuka di Singapura, namun menurut dia setiap orang harus  melihat banyak faktor seperti penduduk lokal ataukah dia berasal dari etnis pendatang.

“Ini sesuatu yang selalu diusahakan," kata  Lee.

"Jadi kita harus terus memelihara keharmonisan ras di Singapura," tegas PM Lee.

Isu Radikalisme  

Lee  memperingatkan bahwa perkembangan teknologi yang bercampur ideologi di seluruh dunia turut mempengaruhi Singapura. Dia mengambil contoh tentang isu terorisme, terutama kelompok militan ISIS (Islamic State Iraq and Syria), sebagai salah satu masalah eksternal yang besar.

“Irak dan Suriah berada jauh dari negara ini, tapi ancaman terorisme tidak hanya ada di Timur Tengah, bahkan juga di Asia Tenggara,”

Dia memberi contoh banyaknya individu dari seluruh dunia yang melakukan perjalanan yang disebut jihad ke Suriah dan Irak untuk berjuang dengan kelompok militan itu, termasuk banyak dari Asia Tenggara.

"Kami juga khawatir," kata ` Lee, menambahkan, ada individu-individu juga yang menjadi radikal secara sendiri.

Beberapa waktu lalu di Singapura, sembilan orang ditangkap karena menjadi pengikut gerakan radikal karena belajar secara otodidak. Mereka berencana untuk ke Suriah untuk bergabung ISIS.

Lee mengatakan seorang lagi pula merencanakan untuk membunuh Presiden dan Perdana Menteri Singapura, serta melancarkan serangan di tempat-tempat umum untuk menakut-nakuti masyarakat.

Lee mengingatkan  untuk menjaga keharmonisan agama dan etnis Singapura tidak hancur, Singapura harus memelihara dan membangun ikatan serta keyakinan antara kaum.

Dia menambahkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-50 Singapura beberapa waktu lalu, bahwa generasi muda harus benar-benar diperhatikan, oleh karena itu dia tidak ragu-ragu banyak melakukan rangkaian berbuka puasa ke berbagai masjid dan komunitas muslim. (berita.mediacorp.sg)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home