Loading...
MEDIA
Penulis: Melki Pangaribuan 15:42 WIB | Kamis, 26 November 2020

Wartawan Inggris “Normal” Alami Penyiksaan dan Serangan

Seorang jurnalis sedang memberi laporan di luar St Thomas' Hospital di pusat Kota London, tempat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dirawat akibat terinfeksi Covid-19, di London, 7 April 2020. (Foto: VOA)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Wartawan di Inggris mengatakan, mereka menghadapi suasana yang semakin bermusuhan, dengan ancaman, serangan fisik, dan pelecehan lewat daring yang kini dipandang sebagai rutinitas dan 'bagian dari pekerjaan'.

Persatuan Wartawan Nasional Inggris melakukan survei anggotanya tentang pengalaman mereka menghadapi intimidasi dan pelecehan. Lebih dari tiga perempat responden setuju bahwa perlakuan itu 'telah dianggap normal dan dilihat sebagai bagian dari pekerjaan.

Sekitar 51 persen melaporkan menerima pelecehan lewat daring, di mana kaum perempuan dan etnis minoritas menjadi sasaran khusus.

Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Nasional, Michelle Stanistreet mengatakan: “Jika kita diancam dengan pemerkosaan dan kekerasan yang mengerikan, anggota keluarga dan anak-anak diancam melalui media sosial, kita tidak bisa membiarkan begitu saja atas komentar negatif dan ancaman itu. Kita harus menanggapi ancaman itu dengan sangat serius, karena jika tidak, hal ini akan mempengaruhi kehidupan dan di rumah kita, sehingga sangat mengganggu dan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan kita.”

Satu dari lima responden mengaku pernah diserang secara fisik. Wartawan di Irlandia Utara melaporkan meningkatnya ancaman dan serangan. Pembunuhan Lyra McKee, usia 29 tahun yang ditembak mati ketika ia melaporkan tentang kerusuhan di Kota Derry pada 2019, menekankan bahaya yang dihadapi wartawan di wilayah itu.

Banyak responden mengatakan, pelecehan dan ancaman memburuk semasa pandemi virus corona, terutama dalam demonstrasi dan protes publik.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home