Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 08:27 WIB | Senin, 14 Maret 2016

Waze, Aplikasi Buatan Israel, Dipakai 750.000 Orang Indonesia

Ilustrasi: Sejumlah intelektual Indonesia mengunjungi Israel dan bertemu dengan Shimon Peres Februari 2014. (Foto: jewishnews.net.au)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kendati  Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, hubungan dagang kedua negara tetap berjalan, bahkan cenderung meningkat. Tidak mengherankan bila seruan untuk memboikot produk Israel yang diproduksi di daerah pendudukan, mendatangkan banyak perhatian serta pro dan kontra.

Di masyarakat bahkan berkembang kesan bahwa seruan boikot itu adalah untuk semua produk buatan Israel. Padahal sangat jelas dikatakan, yang diboikot adalah produk Israel yang diproduksi di wilayah Palestina yang diduduki Israel secara ilegal.

Semakin simpang-siur karena Juru Bicara Presiden, Johan Budi, sempat meluruskan bahwa yang dimaksud Presiden Jokowi untuk diboikot bukan produk, tetapi kebijakan-kebijakan Israel yang dinilai menjajah Palestina.

Namun tak berapa lama kemudian, Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali bahwa seruan boikot adalah terhadap produk-produk, bukan kebijakan, seperti yang dikatakan Johan Budi. Kemenlu merujuk kepada deklarasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Menurut Data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia dan Israel pada 2015 mencapai US$194,43 juta. Ini sekitar 0,44 persen dari nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok.

Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Israel, walaupun surplus itu semakin kecil. Pada 2015 Indonesia mengekspor senilai US$116,71 juta ke Israel, terdiri dari US$8.200 minyak dan gas dan US$116,7 juta nonmigas.
Indonesia mengimpor dari Israel sebesar US$77,71 juta berupa produk nonmigas.

Banyak pihak yang memperkirakan hubungan dagang Indonesia dan Israel jauh lebih besar dari yang tercatat secara resmi (Lihat, Diam-diam Hubungan Indonesia-Israel Kian Mesra )

The Diplomat memperkirakan setiap 200.000 orang Indonesia mengunjungi negara tersebut. Sejumlah perusahaan besar, termasuk Bakrie Group, ditengarai memiliki keterkaitan dengan dunia bisnis di negara yang kini dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu.

Muhammad Zulfikar Rakhmat, mahasiswa  pasca sarjana jurusan Politik Internasional di Universitas Manchester, Inggris, dalam sebuah tulisannya di Diplomat, dengan judul The Quiet Growth of Indonesia-Israel Relations mengatakan, kendati hubungan diplomatik tidak ada, perdagangan kedua negara tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.  

Transaksi perdagangan Jakarta dan Tel Aviv  sekitar 88 persen diantaranya adalah ekspor dari Indonesia.  Indonesia mengekspor komoditas ke Israel, sementara Israel mengirimkan produk-produk teknologi tinggi ke Indonesia.

Salah satu aplikasi buatan Israel yang digemari di Indonesia adalah aplikasi peta dan navigasi Waze. Ketika mengunjungi Indonesia pada tahun 2014, Marketing Director Waze, Eleanne Hattis, mengatakan  jumlah pengguna Waze secara global mencapai 78 juta pengguna, sementara dari jumlah tersebut, terhitung sebesar 750.000 berasal dari Indonesia, atau hampir 10 persen.

Indonesia juga termasuk di antara 10 negara komunitas pengguna Waze terbesar di dunia. Tim Waze  mengklaim bahwa aplikasi ini merupakan aplikasi navigasi terpopuler kedua di Indonesia.

Waze dibuat di Israel sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google. Mereka tidak mempunyai kantor di Indonesia,tetapi Waze tersedia dalam Bahasa Indonesia dan menyediakan forum online bagi pengguna lokal.

Waze oleh para penggunanya disebut sebagai aplikasi yang mampu menjadi solusi kemacetan di kota Jakarta. Lewat Waze, diperoleh informasi kondisi lalu lintas secara terkini dengan sistem berbasis lokasi.

Menurut dailysocial.id, ketika mengaktifkan Waze, pengguna dapat memantau daerah mana saja yang sedang terjadi kepadatan lalu lintas dengan tampilan map digital yang cukup user-friendly. Dengan begitu maka pengguna dapat mencari jalur alternatif lain, sehingga kejadian terjebak di tengah kemacetan dapat dihindari.

Melihat fungsinya yang sedemikian rupa, maka tak aneh jika startup asal Israel ini begitu populer di Indonesia. Saking populernya, seperti yang diberitakan oleh Kompas Tekno, pasar Indonesia dianggap merupakan salah satu pasar yang penting bagi Waze.

Belum jelas apakah pengguna Waze akan berkurang setelah seruan boikot, atau malah akan bertambah seiring dengan semakin tingginya tingkat kemacetan di Jakarta.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home