Loading...
DUNIA
Penulis: Claudya Ananda Putri Kawet 18:11 WIB | Jumat, 31 Mei 2013

WCC dan Clai akan Memperkuat Hubungan Ekumenis

Pendeta Felipe Adolf (tengah) presiden baru dari American Council of Churches Latin (Foto: oikoumene.org)

HAVANA, SATUHARAPAN.COM - Pendeta Felipe Adolf terpilih sebagai Presiden dari Latin American Council of Churches (Clai) pada 24 Mei di Havana, Kuba. Pemilihan tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan Majelis ke-6 pada 20-26 Mei 2013. Sebelumnya Adolf menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Clai pada periode 1984-1998. Pada saat ini Adolf melayani Jemaat di Gereja Lutheran Evangelis Ekuador (IELE) di Quito, dimana Clai juga mempunyai kantor pusat di daerah tersebut.

Clai  adalah organisasi yang terdiri dari Gereja-gereja Kristen dan gerakan yang didirikan dalam rangka untuk mempromosikan kesatuan Kristen. Clai didirikan pada tahun 1982, di Huampani, Peru. Tujuan utama dari Clai adalah untuk mempromosikan persatuan umat Allah, untuk mendorong dan mendukung anggotanya dalam tugas mereka mengumumkan Injil, dan untuk mempromosikan refleksi teologis dan pastoral dan dialog tentang misi Kristen dan kesaksian di benua tersebut.

Menurut Dewan Gereja Dunia (WCC), Adolf mengatakan bahwa hubungan Clai dengan WCC bukanlah hanya sebagai pendamping saja. ”WCC tidak hanya sebagai pendamping, tetapi merupakan panutan bagi kita semua yang terlibat dalam gerakan ekumenis global. Ini merupakan tantangan kita bersama di Amerika Latin, seperti mendukung perdamaian dan proses integrasi serta pemulihan pada perubahan internal di gereja-gereja,” ujar Adolf.

Ditambahkannya pula bahwa penting bagi WCC untuk terus membina hubungan dengan dewan regional dan gereja dari seluruh benua untuk membuat suatu gerakan oikumenis secara keseluruhan. Adolf juga menekankan perlu adaya koordinasi yang lebih baik antara pekerja Clai dengan Aliansi ACT di Amerika Latin. "Dewan tidak dapat menduplikasi pengalaman bahwa organisasi lain sudah melakukannya dengan sangat baik. Sebagai organisasi ekumenis kita harus bekerja untuk memperkuat hubungan ini,” tegasnya.

ACT merupakan  koalisi lebih dari 130 gereja dan organisasi-organisasi afiliasinya bekerja sama dalam 140 negara untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan bagi mereka dalam kehidupan miskin dan terpinggirkan, dan mempromosikan hidu tanpa membedakan agama, politik, jender, orientasi seksual, ras atau kebangsaan sesuai dengan standar internasional.

Presiden baru Clai ini mempercayai  bahwa gerakan oikumenis tidak terbatas hanya pada lembaga, tapi lebih berperan penting dalam gerakan perubahan. "Clai dan WCC memiliki keanggotaan umum di Amerika Latin dan Karibia, dan ini menjadi tanggung jawab bersama. Gereja-gereja ini adalah jembatan kita untuk gerakan ekumenis global, dan Dewan Gereja-gereja Dunia merupakan  wakil dan sebagai pemersatu,” kata Adolf.

Pdt Dr Ofelia Ortega Suárez dari Presbyterian Reformed Church Kuba dan presiden WCC untuk Amerika Latin dan Karibia juga menyatakan bahwa tantangan utama Clai adalah bagaimana terus mencari cara dalam berkontribusi terhadap perdamaian yang adil dan bersatunya gereja-gereja dan masyarakat di wilayah tersebut.

Jessica Mora Romero selaku koordinator program pemuda Clai, menambahkan bahwa "Dewan perlu menjadi alat pemberdayaan untuk pemuda, sehingga mereka dapat memiliki suara dan partisipasi baik di ruang ekumenis dan sekuler."

Pandangan lainnya juga disampaikan oleh Juan Abelardo Schvindt dari Gereja Injili dari River Plate (IERP). "Clai harus bisa memberi harapan terhadap masyarakat yang terpinggirkan dari benua ini dengan memberikan kesaksian tentang iman Kristen dengan keragaman daerah yang ada.” kata Schvindt.

Editor :  Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home