Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:32 WIB | Senin, 01 Juli 2019

WHO Luncurkan Alat Baru untuk Hambat Pertumbuhan Bakteri Kebal Obat

Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan, berbicara di Jenewa, Swiss (Foto: Voaindonesia.com)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan alat baru untuk menghambat pertumbuhan antimikroba atau bakteri kebal antibiotik. WHO mengatakan, kampanye globalnya bertujuan untuk membuat keputusan dan pembuat kebijakan sadar akan penggunaan antibiotik yang tepat dan manjur untuk infeksi tertentu.

Bakteri yang kebal terhadap obat antibiotik atau antimikroba, berkembang karena meluasnya penyalahgunaan antibiotik. WHO menganggap kekebalan bakteri sebagai salah satu risiko kesehatan paling mendesak di dunia. Ini memperingatkan bahwa satu abad kemajuan medis akan gagal jika tidak ada tindakan untuk melawan peningkatan kekebalan dengan menggunakan antibiotik yang lebih aman dan manjur.

Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses obat-obatan, Mariangela Simao, mengatakan, pneumonia membunuh banyak anak di negara berkembang, karena mereka tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

“Lebih dari satu juta kematian di negara-negara berkembang, disebabkan penyakit akibat bakteri yang dapat diobati, yang dalam banyak kasus dikaitkan dengan kurangnya akses ke antibiotik, atau kesalahan menulis resep dan diagnosa. Jadi, dengan meluncurkan alat ini, WHO bertujuan mengurangi kesenjangan antara kelebihan penggunaan antibiotik dan aksesnya," katanya, seperti dilansir  Voaindonesia.com pada Jumat (28/6).

Alat yang dikembangkan oleh WHO didasarkan pada Daftar Obat Pokok WHO. Daftar tersebut menetapkan antibiotik mana yang akan digunakan untuk infeksi yang paling umum dan serius, yang harus tersedia setiap saat dalam sistem perawatan kesehatan.

Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Perlawanan Antimikroba, Hanan Balkhy, mengatakan Daftar Obat Pokok juga menunjukkan antibiotik yang harus digunakan dengan hemat dan sebagai upaya terakhir.

“Kami berharap daftar itu akan menjadi referensi yang sah, untuk penyedia layanan kesehatan yang ingin memahami cara-cara yang lebih baik dalam menulis resep antibiotik. Dan dengan mengikuti pedoman itu sebenarnya akan membantu mereka dalam sistem bagaimana mereka akan membuat resep antibiotik, dan memilikinya berdasarkan sumber daya yang sah, yaitu WHO,” katanya.

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home