Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 14:43 WIB | Senin, 25 Juli 2016

Wijen, "The Queen of the Oil Seeds"

Wijen (Sesamum indicum, L). (Foto: hvgardenjournal.com)

SATUHARAPAN.COM – Sebut wijen, maka yang terlintas pertama kali di ingatan adalah penganan onde-onde. Wijen sejak lama juga dimanfaatkan dalam usaha makanan seperti jenang atau dodol, biskuit, dan aneka kue basah lain selain onde-onde.

Namun, lebih dari itu, ada yang membuat wijen dikenal di seantero dunia. Minyak wijen, seperti dikutip dari ilitbang.pertanian.go.id, dijuluki ”Raja dari Minyak Nabati”, “The Queen of the Oil Seeds”, karena bermanfaat baik untuk industri pangan dan untuk kesehatan. Produk pangan dari wijen dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh.

Wijen, tepatnya biji wijen, digunakan untuk aneka industri, makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, cat, lilin, pestisida, dan lain-lain. Bungkil (ampas) wijen,  yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya, sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut ”cabuk”.

Wijen, atau sesame dalam bahasa Inggris, dan memiliki nama ilmiah Sesamum indicum, L., diperkirakan berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Wijen termasuk famili Pedaliceae, genus Sesamum, dan telah diidentifikasi sebanyak 24 spesies.

Wikipedia menyebutkan wijen adalah tumbuhan semak, yang dapat mencapai tinggi bervariasi dari 60 hingga 120 cm, bahkan dapat mencapai 2-3 m. Batangnya berkayu pada tanaman yang telah dewasa. Tumbuhan wijen berdaun tunggal, berbentuk lidah memanjang.

Bunga tumbuh dari ketiak daun, biasanya tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang baik. Bunga sempurna, kelopak bunga berwarna putih, kuning, merah muda, atau biru violet, bergantung pada varietasnya. Dari bunga tumbuh 4-5 kepala sari.

Bakal buah terbagi dua ruang, yang lalu terbagi lagi menjadi dua, membentuk polong. Biji terbentuk di dalam ruang-ruang tersebut. Apabila buah masak dan mengering, biji mudah terlepas ke luar, yang menyebabkan penurunan hasil. Melalui pemuliaan, sifat ini telah diperbaiki, sehingga buah tidak mudah pecah ketika mengering. Banyaknya polong per tanaman, sebagai faktor penentu hasil yang penting, berkisar dari 40 hingga 400 per tanaman. Bijinya berbentuk seperti buah alpokat, kecil, berwarna putih, kuning, cokelat, merah muda, atau hitam. Bobot 1.000 biji 2-6 gram.

Tanaman wijen yang berasal dari daerah tropik, memerlukan suhu yang cukup tinggi untuk tumbuh. Tanaman ini cukup tahan terhadap kondisi kering, meskipun hasilnya akan turun jika kurang mendapat pengairan.

Manfaat dan Khasiat Wijen

Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak paling tua yang dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Selain digunakan sebagai penghias pada penganan dan diambil minyaknya, biji wijen dapat dibuat pasta.

Saat ini, wijen ditanam terutama di India, Tiongkok, Mesir, Turki, Sudan, serta Meksiko dan Venezuela.

Catatan Litbang Kementerian Pertanian menyebutkan tanaman wijen sudah lama dibudidayakan di Indonesia, sehingga tersebar luas hampir di semua pulau dan daerah yang sama. Namun, areal pertanaman wijen di Jawa hampir habis karena terdesak tanaman pangan dan bergeser ke kawasan timur Indonesia terutama Nusa Tenggara, Barat maupun Timur. Wikipedia menyebutkan di daerah Gunungkidul, Yogyakarta, terdapat area penanaman wijen yang tidak terlalu luas.

Catatan Litbang Pertanian, seperti dapat dibaca di situs ilitbang.pertanian.go.id tahun 2015 menyebutkan, Indonesia sejak 1987 mengimpor wijen sekitar 2.000 ton. Selain biji, Indonesia juga mengimpor minyak wijen.

Sampai saat ini, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, seperti dikutip dari  balittas.litbang.pertanian.go.id,  telah mengeluarkan beberapa produk varietas unggul wijen. Di antaranya Sumberrejo 1 (Sbr 1) yakni wijen putih dengan potensi produksi 1-1,6 ton/ha, Sumberrejo 3 (Sbr 3) yakni wijen hitam kecokelatan dengan potensi produksi 0,9-1,3 ton/ha, Sumberrejo 4 (Sbr 4) dengan karakter wijen putih dengan potensi produksi  0,9-1,4 ton/ha, Sumberrejo 2 (Sbr 2) yakni wijen putih dengan potensi produksi : 0,8-1,4 ton/ha.

Kandungan minyak wijen secara umum sangat tinggi, mencapai 50 persen. Data Badan Pangan Dunia PBB (FAO), seperti dapat dibaca di ncbi.nlm.nih.gov, menyebutkan kandungan minyak mencapai 45 persen - 63 persen.

Minyak wijen, seperti dapat dibaca di buku Dede Juanda J.S. dan Bambang Cahyono, Wijen, Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani (2005), mengandung asam oleat dan linoleat, masing-masing 47 persen dan 40 persen dari total asam lemak, yang merupakan asam lemak tidak jenuh. Kandungan asam itu dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, sehingga menurunkan kadar kolesterol.

Minyak wijen juga mengandung beberapa asam amino esensial, di antaranya leusin, fenil-alanin, dan iso leusin. Asam amino esensial tersebut juga dapat mencukupi kebutuhan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan harus tersedia di dalam makanan.

Sementara itu, Wikipedia menyebutkan dari 100 gram biji kering wijen, mengandung 573 kcal, 23 persen karbohidrat, 12 persen serat, 50 persen lemak, dan 18 persen protein. Minyak wijen juga mengandung lignan, sesamolin, sesamin, pinoresinol, dan lariciresinol.    

Wijen, yang juga dikenal dengan nama lokal watu dan lenga, menurut Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1967), sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Daunnya yang dihaluskan, dimanfaatkan untuk obat sakit kepala, obat diare, hingga obat rambut.

Biji wijen, dimanfaatkan secara tradisional sebagai obat batuk, sama seperti minyak wijen.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home