Loading...
INSPIRASI
Penulis: Esther GN Telaumbanua 01:00 WIB | Jumat, 21 November 2014

Woyo-woyo

Mari kita realisasikan ucapan menjadi perbuatan nyata.
Tanaman Woyo-woyo (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Orang Nias kaya dengan istilah. Sebuah kata bisa memiliki banyak makna.  Seperti kata woyo- woyo dalam bahasa Nias.  Bila dikaitkan dengan jenis tanaman woyo-woyo, maka yang dimaksud adalah tanaman kincung atau asam cekala (di Sumatera) atau honje dan kecombrang (di Jawa). Orang Tapanuli menggunakannya untuk masakan khas daerah yaitu arsik.  Woyo-woyo adalah tanaman pangan yang memiliki nama latin yaitu Etlingera elatior atau dalam bahasa Ingris disebut torch ginger.

Tanaman berwarna merah ini memang sering digunakan masyarakat Nias dan Sumatera umumnya sebagai pelengkap masakan, sayuran atau penyedap racikan sambal.  Baik bunga atau batangnya  sama warna merah. Tanaman ini disukai karena memberi rasa harum dan enak pada masakan. Untuk membuat sambel di Nias,  biasanya batang atau bunga woyo-woyo dipanggang di atas api, setelah itu diulek dengan cabai. Campuran ini membuat sambal menjadi enak. Manfaat lain dari woyo-woyo adalah berkhasiat sebagai obat terutama untuk masalah kulit, anti bakteri, anti oksidan dan juga menjadi bahan baku deodoran. 

Kata woyo-woyo dalam konteks lain menggambarkan sesuatu. Orang Nias mengenal ungkapan woyo-woyo ba silimo.  Secara harfiah, kalimat ini diartikan baik buah dan batang sama warna merah.  Namun, secara lengkap  pengertian yang disiratkan adalah ”mulut besar doang”, ”basa basi”, atau ucapan dan perbuatan sama-sama nol nilainya. Karena itu, bertolak belakang dengan rasa enak yang diberikan tanaman woyo-woyo, sebagai ungkapan merupakan sindiran negatif yang ditujukan kepada seseorang yang banyak bicara, namun tidak merealisasikan ucapannya. 

Mestinya sama dengan tanaman woyo-woyo, bunga dan batang sama merah dan sama enak, tetapi woyo-woyo basilimo—lain ucapan dengan kenyataan.  Sangat  mirip dengan istilah sejenis huo-huho manö, yang berarti cuma bicara besar tetapi perbuatan tidak ada. 

Nah, supaya jangan disebut huo-huho manö atau woyo-woyo ba silimo, mari kita realisasikan ucapan menjadi perbuatan nyata.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home