Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 19:46 WIB | Rabu, 26 November 2014

Yang Untung dan Buntung Bila Minyak di Bawah US$ 80

Sidang menteri-menteri OPEC di Vienna, Juni lalu. (Foto: Wall Street Journal)

VIENNA, SATUHARAPAN.COM – Para wakil dari negara-negara eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC (Organization of Petroleum-Exporting Countries) bertemu di Vienna, Austria, hari ini (26/11). Pertemuan ini dianggap sangat penting karena diharapkan dapat mencapai kesepakatan untuk mencegah berlanjutnya penurunan harga minyak dunia.

Sejak Juni lalu, harga minyak dunia terus melorot, hingga ke level US$79 per barel. Penurunan itu terjadi karena pasok yang berlebihan sementara permintaan stagnan akibat belum pulihnya perekonomian negara-negara Eropa dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang mulai melemah. Di sisi lain, pasok dari negara non-OPEC terus bertambah, terutama dari Rusia, Meksiko dan negara-negara Afrika. Juga dari Amerika Serikat.

Pertemuan OPEC kali ini dibayang-bayangi oleh keengganan banyak negara untuk memangkas produksi. Ini menyebabkan prospek harga minyak ke depan masih belum pasti. Apalagi negara-negara non-OPEC seperti Rusia, juga enggan memangkas produksi.

Negara mana yang akan untung atau buntung apabila tren penurunan harga minyak dunia berlanjut? The Wall Street Journal memberikan gambaran sebagai berikut.

Aljazair

Aljazair adalah negara yang vokal menyuarakan pentingnya harga minyak dunia di level yang tinggi. Sebelum sidang OPEC, secara terang-terangan negara ini berada di pihak Iran melawan Arab Saudi.

Harga minyak yang diinginkan negara ini untuk dapat memenuhi kebutuhan APBN-nya adalah US$130,50 per barel.

Saat ini cadangan minyak negara ini 12,2 miliar barel, sedangkan produksinya 1,2 juta barel per hari.

Produksi minyak Aljazair menyumbang 1,4 persen total produksi minyak dunia dan 4 persen produksi minyak OPEC.

Angola

Angola menghadapi ketidakpastian politik terutama dikarenakan belum adanya kandidat kuat menggantikan presiden yang sudah sangat lama menjabat, José Eduardo Dos Santos.

Negara ini menginginkan harga minyak dunia yang tinggi dan merupakan pesaing Arab Saudi di pasar minyak Asia.

Harga minyak dunia yang diinginkan negara ini untuk memenuhi kebutuhan anggarannya adalah US$ 98 per barrel.

Saat ini Angola memiliki cadangan minyak 9 miliar barrel. Produksinya, 1,7 juta barel per hari. Total produksinya 2 persen dari total produksi dunia dan 5,6 persen dari produksi OPEC.

Ekuador

Negara ini merupakan produsen minyak terkecil di antara negara-negara anggota OPEC. Ekuador membutuhkan harga minyak dunia di angka US$ 79,70 per barel untuk mendapatkan penerimaan negara yang cukup untuk menutupi pengeluaran pemerintahnya di tahun 2015.

Produksi minyak negara ini sekitar 0,6 persen dari total produksi dunia dan 1,7 persen dari produksi OPEC.

Iran

Iran membutuhkan harga minyak US$ 130,70 per barel untuk memenuhi kebutuhan anggarannya.

Produksinya saat ini mencapai 2,7 juta barel per hari. Cadangan minyaknya mencapai 157 miliar barel. Total produksinya mencapai 3,2 persen dari produksi dunia dan 8,9 persen produksi OPEC.

Irak

Sejak jatuhnya Saddam Husein dan masuknya AS ke negara ini pada 2003, Irak berjuang untuk membangun industri perminyakannya.

Saat ini produksinya telah meningkat. Harga minyak yang diperlukan agar kebutuhan penerimaan negara ini terpenuhi adalah US$100,60 per barel.

Produksi minyaknya saat ini 2,9 juta barel per hari. Cadangan minyaknya mencapai 144 miliar barel. Produksinya mencapai 3,4 persen dari total produksi dunia dan 9,6 persen produksi OPEC.

Kuwait

Negara ini baru-baru ini diketahui melakukan pemotongan harga dan menambah pasok ke negara-negara Asia. Harga minyak yang diperlukannya untuk dapat menyeimbangkan APBN-nya adalah US$ 54.00 per barel.

Cadangan minyak negara ini 101 miliar barel sedangkan kapasitas produksinya 2,9 juta barel per hari. Total produksinya mencapai 3,4 persen dari total produksi dunia dan 9.6 persen dari produksi OPEC.

Libya

Produksi minyak Libya sempat terputus sejak jatuhnya Moammar Khadafi pada 2011, namun secara umum produksinya meningkat tahun ini. Inilah salah satu alasan mengapa harga minyak jatuh sejak Juni lalu yaitu terjadinya kelebihan pasokan. Seiring dengan pertikaian diantara milisi di dalam negara ini, ketergantungan pemerintah pada penerimaan dari minyak pun makin tinggi.

Negara ini menginginkan harga minyak dunia US$ 184,10 per barel.

Cadangan minyak negara ini mencapai 48 miliar barel, sedangkan produksinya mencapai 0,9 juta barel per hari. Total produksi negara ini mencapai 1,1 persen dari total produksi dunia dan 2,9 persen dari produksi OPEC.

Nigeria

Negara berpenduduk terpadat di Afrika ini membutuhkan harga minyak di angka US$ 122,7 per barel untuk membuat penerimaan negara dapat menutupi pengeluaran.

Cadangan minyak negara ini mencapai 37 miliar barel dan produksinya 1,8 juta barel per hari. Total produksinya mencapai 2,1 persen dari total produksi minyak dunia dan 5,9 persen dari produksi OPEC.

Qatar

Negara ini hanya memerlukan harga minyak di level US$ 60.00 per barel agar penerimaan negara dapat menutupi pengeluaran. Produksi minyaknya 0,7 juta barel per hari dan cadangan minyaknya mencapai 25 juta barel. Total produksinya sekitar 0,8 persen dari total produksi dunia dan 2,1 persen dari produksi OPEC.

Arab Saudi

Negara ini merupakan salah satu produsen minyak terbesar dunia. Peranannya sangat diandalkan untuk mendisiplinkan produksi minyak negara anggota OPEC namun sejauh ini gagal mencapai kesepakatan dengan negara-negara anggota lainnya.

Negara ini memerlukan harga minyak di level US$ 106.00 untuk menyeimbangkan APBN-nya.

Total cadangan minyak negara ini mencapai 265 miliar barel. Produksinya 9,6 juta barel per hari. Total produksinya mencapai 11,4 persen dari total produksi minyak dunia, dan 31,8% dari produksi OPEC.

Uni Emirat Arab

Negara ini pada dasarnya adalah sekutu Arab Saudi dalam memelihara keseimbangan pasokan.  Namun belakangan ini UEA merupakan salah satu negara yang meningkatkan produksinya demi mempertahankan pangsa pasar.

Harga minyak yang diinguinkannya US$ 77,30 per barel. Cadangan minyaknya saat ini 97 miliar barel. Produksinya 2,8 juta barel per hari. Total produksinya mencapai 3,3 persen dari total minyak dunia dan 9,3 persen dari produksi OPEC.

Venezuela

Venezuela acapkali satu geng dengan Ekuador dan Iran untuk mendorong pemotongan harga saat harga minyak dunia jatuh. Dan kali ini pun tampaknya mereka akan melakukannya. Ketiga negara ini juga dipersatukan oleh sikapnya yang anti Barat.

Harga minyak yang diperlukannya untuk membuat APBN-nya sehat adalah US$ 117,50 per barel.

Venezuela termasuk negara yang memiliki cadangan minyak yang besar, 298 miliar barel. Produksinya 2,8 juta barel per hari. Dengan produksi sebesar ini, ia menyumbang 3,3 persen dari total produksi dunia dan 9,3 persen dari produksi OPEC.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home