Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 23:14 WIB | Senin, 14 Mei 2018

Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan

Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan
Bermain Bersama karya I Nyoman Agus Wijaya dalam pameran outdoor YAA #3 di Sangkring galeri Sangkring, Kampung Nitiprayan, Ngestiharjo-Bantul berlangsung hingga 31 Mei 2018. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan
Karya-karya poster Alit Ambara di Lorong Sangkring.
Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan
Koi Milli Gaya - cat minyak di atas alluminium - Rujiman - 2018.
Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan
One way - street art - Yogi Septifano (OGGZ) dan Regian Hilarius (REX) - 2018.
Yogya Annual Art #3: Presentasi Karya di Luar Ruangan
Mendekat Menjauh - metal plat, polyester and Cat - Khusna Hardiyanto - 2018.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam waktu bersamaan Minggu (6/5) malam dibuka beberapa pameran rangkaian Yogya Annual Art (YAA) #3 menempati area galeri seni Sangkring. Dengan tema "Positioning" keseluruhan tempat pameran mengusung semangat yang sama.

Selain tiga tempat yang berada di dalam ruangan (indoor), galeri seni Sangkring memiliki area luar ruangan (outdoor) dengan menawarkan penyajian karya yang berbeda. Pada dinding lorong Sangkring seniman-perupa Alit Ambara mendisplay tiga puluh empat karya poster dalam pameran tunggalnya bertajuk "Postermili(r)". 

Karya poster yang dibuat Alit dalam rentang waktu 2014-2018 merupakan respon atas isu-isu sosial-politik serta ekspresi personal. Selain di lorong Sangkring, karya poster Alit dapat diakses pada laman Nobodycorp.org serta media sosial Twitter (@Nobodycorp), Facebook (Nobodycorp) dan Instagram (nobodycorp).

Penempatan karya tiga dimensi pada ruang pamer (di dalam ataupun luar ruangan) bukanlah sekedar memindahkan karya. Penempatan tersebut harus memperhatikan banyak aspek mulai dari artistik-estetik, ketahanan material, hingga substansi karya sehingga karya bisa lebih banyak bercerita.

Merespon rupa luar ruangan (lanskap) Sangkring, enam seniman-perupa Yusup Dilogo, Rizal Kethis, Ostheo Andre, Nyoman Agus Wijaya, Khusna Hardiyanto, dan Dedi Maryadi mempresentasikan karyanya. Bukan perkara mudah menempatkan karya tiga dimensi keenam seniman sehingga presentasi karya tidak terhenti sebatas sebagai pemanis atau bahkan diabaikan begitu saja oleh pengunjung yang terbiasa melihat karya seni rupa di dalam ruangan. Penempatan karya harus memiliki "daya ganggu" bagi pengunjung sehingga memaksa mereka untuk berhenti sejenak untuk menikmatinya.

Ostheo Andre dalam karya berjudul "Hard Thinker" dari sisi kebentukan dan penempatan di samping parkir masuk Sangkring cukup berhasil 'mengganggu' pengunjung yang baru datang. Begitu juga dengan karya "Bermain Bersama" yang dibuat oleh I Nyoman Agus Wijaya. Sembilan  patung hewan dengan warna mencolok dengan memaksimalkan penempatan karya pada dinding berlevel bisa memberikan gambaran bagaimana bermain bersama itu bisa berlangsung sekaligus mengajak pengunjung untuk turut pula bermain.

Yang mungkin benar-benar mengganggu adalah penempatan karya Yusuf Dilogo dengan tiga patung ukuran cukup besar berjudul "Gambaran Personal". Penempatan di tengah area lalu-lalang cukup menggangu mobilitas pengunjung terlebih saat pameran ramai kunjungan. Bisa jadi "Gambaran Personal" akan lebih banyak berbicara jika bertukar tempat dengan karya Riyal Kedthes berjudul "Soft Green".

Dua karya berjudul "Mendekat Menjauh" (Khusna Hardiyanto) memberikan kesan yang lebih personal saat ditempatkan di dekat pintu masuk Bale Banjar Sangkring. Karya patung Dedi Maryadi berjudul "The End of Meancholy" yang ditempatkan pada ketinggian ujung dinding Sangkring art project cukup menyulitkan untuk melihat detailnya meskipun secara keseluruhan cukup menarik. Penempatan karya yang terlalu tinggi kerap terlewatkan oleh pengunjung. 

Di dinding seni (wall art) Sangkring dengan ketinggian lebih 10 meter yang pada YAA sebelumnya mempresentasikan karya siswa Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta, pada YAA #3 didisplay karya seniman-perupa Rujiman dengan memamerkan karya lukisan delapan belas ikan koi dalam medium cat minyak di atas plat alluminium.

Tepat di seberang karya Rujiman perupa muda Yogi Septifano (OGGZ) dan Regian Hilarius (REX) menghadirkan karya street art dengan merespon luar ruang (outdoor). Kedua  seniman berkolaborasi merespon dinding dengan 41 plat besi yang diikat dalam tajuk “One way /Satu arah”, yang bermakna satu jalan/jalur untuk melihat suatu pameran--dimulai dari Sangkring Art Space menuju Sangkring Art Project, dan menuju Bale Banjar Sangkring. 

Pameran Yogya Annual Art #3 "Positioning" di lorong Sangkring, wall art,  dan outdoor galeri Sangkring, Kampung Nitiprayan, Ngestiharjo-Bantul akan berlangsung hingga 31 Mei 2018.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home