Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:33 WIB | Senin, 22 Oktober 2018

Yogyakarta Harapkan Sekolah Susun Perencanaan Mitigasi Bencana

Sejumlah pelajar mengikuti simulasi mitigasi bencana saat pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMK N 1 Godean, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (9/3/2018). (Foto: Antaranews.com/Andreas Fitri Atmoko).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta akan menggencarkan sosialisasi terkait Sekolah Aman Bencana pada 2019 dan meminta sekolah untuk menyusun rencana mitigasi bencana untuk meminimalisasi korban. 

"Misalnya saja menentukan jalur evakuasi jika terjadi bencana, termasuk titik kumpul yang dianggap aman," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi, di Yogyakarta, Minggu (21/10).

Dia berpendapat belum banyak sekolah di Kota Yogyakarta, khususnya SD dan SMP, yang memiliki jalur evakuasi dan titik kumpul, dan perlu terus didorong untuk bisa menyiapkannya. Dengan demikian jika terjadi bencana, seluruh warga di sekolah tersebut sudah mengetahui tindakan yang harus dilakukan.

Karena itu, kata Hari, pada 2019 akan diperbanyak program sosialisasi Sekolah Aman Bencana ke SD dan SMP, sehingga sekolah memiliki kesadaran terkait pentingnya mitigasi bencana, termasuk rencana evakuasi jika terjadi bencana.

"Mungkin, sekolah merasa belum penting untuk menyusun jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman sehingga tidak membuatnya. Akan sedikit kami `paksa` agar sekolah bisa menyadari pentingnya jalur evakuasi," katanya.

Dari puluhan SD dan SMP di Kota Yogyakarta, baru dua SD yang menyandang status sebagai Sekolah Aman Bencana, yaitu SD Baluwarti dan SD Bangunrejo.

"Belum ada rencana menambah jumlah Sekolah Aman Bencana tahun depan, kami sosialisasikan dulu karena penetapan sekolah aman bencana membutuhkan komitmen sekolah," katanya.

Meskipun belum ditetapkan sebagai sekolah aman bencana, Hari mengatakan sekolah tetap bisa rutin melakukan pelatihan terkait penanggulangan bencana melalui simulasi untuk membiasakan warga sekolah jika suatu saat terjadi bencana.

"Bisa melakukan simulasi sederhana, sesuai kerawanan yang ada di sekolah tersebut. Tujuannya membiasakan warga sekolah untuk bertindak saat terjadi bencana," katanya yang juga meminta guru untuk bisa menyisipkan materi terkait penanggulangan bencana saat mengajar.

Sosialisasi Sekolah Aman Bencana tersebut, juga diharapkan bisa sinkron dengan program pemerintah yaitu pembentukan Kampung Tangguh Bencana. "Dari 250 kampung, sudah ada 100 kampung yang ditetapkan sebagai Kampung Tangguh Bencana (KTB). Setiap KTB sudah diminta memetakan potensi kerawanan yang ada di wilayah masing-masing."

“Harapannya, program KTB dan sekolah aman bencana bisa saling mendukung dan diharapkan seluruh warga Kota Yogyakarta pun menjadi aman bencana,” katanya. (Antaranews.com)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home