Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 18:52 WIB | Selasa, 12 November 2019

Yordania Gagalkan Serangan Terhadap Diplomat AS dan Israel

Ilustrasi. Polisi Afghan berjaga di lokasi ledakan bom bunuh diri mobil di Jalalabad, Afghanistan, Jumat (25/10/2019). (Foto: Antara/Reuters)

AMMAN, SATUHARAPAN.COM - Intelijen Yordania baru saja menggagalkan rencana serangan teror terhadap diplomat AS dan Israel serta pasukan AS yang dikerahkan di pangkalan militer di selatan negara itu, menurut surat kabar al-Rai, Selasa (12/11).

Yordania mengatakan dua terduga milisi berencana mengarahkan kendaraan ke sasaran mereka dan menyerangnya dengan senjata api dan pisau.

Keduanya akan diadili di pengadilan keamanan negara Yordania, tambahnya.

Anggota ISIS dan kelompok garis keras lainnya telah lama menargetkan kerajaan yang bersekutu dengan AS tersebut dan puluhan milisi saat ini mendekam di penjara untuk waktu yang lama.

Raja Abdullah, sekutu Timur Tengah dari negara Barat melawan militansi, menjadi salah satu pemimpin yang paling vokal di kawasan untuk memperingatkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok garis keras.

Sejumlah insiden selama beberapa tahun belakangan mengguncang kerajaan Arab, yang relatif tidak diwarnai pemberontakan, perang saudara dan militansi yang melanda Timur Tengah sejak 2011.

Yordania tahun lalu mengatakan pihaknya berhasil menjegal rencana ISIS termasuk serentetan serangan terhadap instalasi keamanan, pusat perbelanjaan dan tokoh agama moderat. Pihaknya berhasil menangkap para tersangka.

Gerilyawan Taliban Akan Ditukar Dengan Tawanan Amerika, Australia

Sementara itu Afghanistan akan membebaskan dua komandan senior Taliban serta seorang pemimpin kelompok gerilya Haqqani untuk ditukar dengan satu warga Amerika Serikat dan satu warga Australia, menurut kantor Presiden Ashraf Ghani, Selasa (12/11).

Warga AS dan Australia itu, yang dua-duanya bekerja sebagai profesor, diculik pada 2016.

Pemerintah Afghanistan telah memutuskan untuk membebaskan komandan utama kelompok gerilyawan, Anas Haqqani, dan dua komandan Taliban lainnya dalam pertukaran tahanan.

Kesepakatan bertukar tahanan itu disebut-sebut bisa membuka jalan bagi perundingan perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban.

Taliban menculik profesor Amerika dan Australia tersebut pada Agustus 2016 dari American University of Afghanistan di Kabul. (Reuters/Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home