Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:11 WIB | Kamis, 23 Juli 2020

Yunani Kerahkan Kapal Angkatan Laut Antisipasi Pengeboran Minyak oleh Turki

Kapal pengeboran Turki, Yavuz, dikawal oleh frigat Angkatan Laut Turki TCG Gemlik (F-492) di Laut Mediterania bagian timur Siprus, pada 6 Agustus 2019. (Foto: dok. Reuters)

ATHENA, SATUHARAPAN.COM-Angkatan Laut Yunani telah mengerahkan kapal-kapal di Laut Aegean dalam "kesiapan tinggi" atas kegiatan eksplorasi energi Turki, kata sumber angkatan laut hari Rabu (22/7).

Langkah itu dilakukan setelah kementerian luar negeri Yunani pada Selasa (21/7) secara resmi memprotes ke Ankara menyusul pengumuman bahwa sebuah kapal pengeboran Turki akan melakukan eksplorasi di daerah selatan pulau Kastellorizo ​​Yunani di Laut Aegean tenggara.

"Unit Angkatan Laut telah dikerahkan sejak kemarin di Aegean selatan dan tenggara," kata sumber itu kepada AFP, menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Unit-unit itu "siap untuk menanggapi aktivitas apa pun," kata petugas itu.

Angkatan Laut Yunani juga meminta pelaut untuk mengabaikan pembatasan maritim di daerah yang dikeluarkan oleh Turki.

Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, telah mengadakan pertemuan terpisah dengan para pemimpin partai Yunani pada hari Kamis dan Jumat untuk menjelaskan kepada mereka tentang "masalah nasional," kata kantornya.

Athena mengatakan survei Turki di bagian landas kontinen Yunani meningkatkan ketegangan di wilayah di mana Turki menolak hak-hak maritim Yunani.

"Kami menyerukan Turki untuk segera menghentikan kegiatan ilegal, yang melanggar hak kedaulatan kami dan merusak perdamaian dan keamanan di kawasan itu," kata kementerian luar negeri Yunani.

Uni Eropa secara umum menyatakan tidak senang dengan apa yang dikatakan sebagai pengeboran ilegal minyak dan gas Turki di lepas pantai Siprus, serta tindakan Ankara dalam mendukung pemerintah yang diakui PBB di Libya.

Ada juga kekhawatiran yang meluas pada arah Turki, yang masih secara nominal seorang kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa, telah dilakukan di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan. Ini termasuk keputusan untuk mengubah katedral di Istanbul yang terkenal, Hagia Sophia, dari sebuah museum menjadi sebuah masjid, dan telah menjadi sumber pertengkaran terbaru.

Erdogan melanjutkan rencana itu meskipun ada banding dari Amerika Serikat dan Rusia dan kecaman oleh Prancis dan Paus Fransiskus, sementara kementerian kebudayaan Yunani menyebut langkah itu sebagai "sebuah provokasi ke dunia beradab." (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home