Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 01:00 WIB | Sabtu, 13 September 2014

Yusuf Menangis

Yusuf telah merasakan kebaikan Allah. Membalas dendam sejatinya hanyalah pengingkaran dari kebaikan Allah itu.
Yusuf telah merasakan kebaikan Allah jadi tidak membalas dendam.

SATUHARAPAN.COM – Yusuf menangis. Dia menangis karena saudara-saudaranya takut bertemu dengannya sepeninggal Yakub. Mereka mengirim utusan  kepada dirinya dengan pesan: ”Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: ‘Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu’” (Kej. 50:16-17).

Yusuf menangis karena saudara-saudaranya menganggap bahwa dia akan membalas dendam. Yusuf menangis karena saudara-saudaranya itu tidak begitu yakin akan pengampunan tulusnya. Yusuf menangis karena saudara-saudaranya membawa-bawa nama Yakub dan Allah sebagai beking yang akan membuat hati Yusuf luluh.

Dan saudara-saudaranya yang mendengar tangisan Yusuf akhirnya menghadap sendiri. Tak hanya menghadap, mereka sujud dan memohon, ”Kami datang untuk menjadi budakmu.” Mereka tampaknya sadar betapa beratnya kesalahan yang telah mereka perbuat. Mereka sadar bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak akan bisa menghilangkan penderitaan Yusuf akibat ulah mereka. Sehingga mereka merasa menjadi budak adalah hukuman setimpal atas segala kejahatan mereka.

Tetapi, Yusuf malah berkata, ”Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?” Yakub sadar bahwa dia telah menderita. Namun demikian, Yusuf menyadari bahwa dia tak berhak menghukum saudara-saudaranya. Bagaimanapun Yusuf memang bukan Allah. Dia juga tidak mau menjadi tuan atas saudara-saudaranya.

Bahkan, Yusuf menegaskan: ”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kej. 50:19-20).

Tak hanya itu, Yusuf menanggung kehidupan keluarga besar saudara-saudaranya. Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.Dia membalas kejahatan dengan kebaikan. Sebab Yusuf tahu bahwa Allah telah melakukan yang baik bagi dirinya. Yusuf telah merasakan kebaikan Allah. Membalas dendam sejatinya hanyalah pengingkaran dari kebaikan Allah itu.

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home