Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 13:01 WIB | Kamis, 23 Maret 2017

20 Juta Anak di Negara Konflik Terancam Kelaparan

Anak Yaman paling menderita akibat konflik senjata di negara mereka. (Foto: dari rt.ru)

YAMAN, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 20 juta orang di empat negara (Yaman, Somalia, Sudan Selatan dan Nigeria) terancam kelaparan, menurut laporan Komite Palang Merah Internasional (ICRC / International Committee of the Red Cross), hari Rabu (22/3).

Dalam konferensi pers Direktur Regional ICRC Timur Tengah, Robert Mardini, mengatakan ada waktu sekitar tiga bulan untuk mencegah kelaparan massal yang terjadi akibat konflik dan kekeringan.

"Kami memiliki waktu tiga sampai empat bulan untuk menghindari skenario terburuk," kata Direktur operasi ICRC  di seluruh dunia, Dominik Stillhart pada konferensi pers.

Mardini mengatakan bahwa tim ICRC memberikan bantuan kepada pengungsi terluka setelah serangan helikopter mematikan pada perahu mereka di lepas pantai Yaman, hari Jumat lalu. Dan telah mengumpulkan "bukti" yang sampaikan juga kepada koalisi militer pimpinan Arab  Saudi dan pihak pemberontaj Syiah Houthi.

Langka Air

Sementara itu badan PBB lainnya, UNICEF, menyebutkan, sekitar satu dari empat anak di seluruh dunia akan hidup di daerah dengan kelangkaan sumber daya air pada tahun 2040.

Laporan UNICEF hari Rabu (22/3) yang berisi penelitian memperingatkan bahwa hanya sekitar dua dekade hampir 600 juta anak-anak akan tinggal di daerah dengan sumber air sangat terbatas. Hal ini akibat pertumbuhan penduduk dan lonjakan permintaan, dan konflik  air sertas efek perubahan iklim.

Lebih dari 36 negara saat ini tetap dalam tekanan terhadap air yang ekstrim, kata laporan itu. Dan permintaan air melebihi persediaan terbarukan yang tersedia.

Meningkatnya suhu dan kekeringan dapat menyebabkan anak-anak pada risiko dehidrasi, menurut UNICEF. Sementara hujan meningkat dan banjir dapat menghancurkan infrastruktur sanitasi dan mendorong menyebarkan penyakit yang terbawa air, seperti kolera.

Lebih dari 800 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat diare yang terkait dengan sanitasi yang buruk dan kelangkaan sumber air bersih, kata laporan itu.

Kekeringan dan konflik adalah faktor lain di balik kelangkaan air di wilayah Nigeria, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman, kata laporan itu. Hampir 1,4 juta anak-anak di daerah itu  menghadapi "risiko besar akan kematian" akibat kelaparan.

Dan ditegaskan bahwa lebih dari sembuilan juta orang di Ethiopia saja akan mengalami kekurangan akses terhadap air minum yang aman tahun ini, menurut proyeksi lembaga dana PBB untuk anak-anak itu.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home