Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 19:27 WIB | Rabu, 24 Oktober 2018

4 Tahun Jokowi-JK: Pariwisata RI Nomor Sembilan di Dunia

Menteri Pariwisata, Arief Yahya (kiri) dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat Konferensi Pers 4 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres JK, di Aula Gedung 3, Kemensetneg, Jakarta, Selasa (23/10). (foto: Humas/Agung/Setkab)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyampaikan bahwa saat ini pengembangan sektor pariwisata dilakukan dalam rangka mendorong daya saing dan sebagai sumber daya utama devisa.

“Pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas pariwisata nasional yang tersebar dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Devisa pariwisata pada 2017 tumbuh 14,77 persen dari 2016,” ujar Arief saat Konferensi Pers 4 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres JK, di Aula Gedung 3, Kemensetneg, Jakarta, Selasa (23/10).

Peningkatan indeks daya saing berdasarkan data World Economic Forum (WEF), menurut Menpar, tahun 2013 Indonesia pada posisi 70, 2015 pada posisi 50, dan 2017 pada posisi 42, sedangkan target 2019 berada pada posisi 35.

Dalam kesempatan itu, Menpar menyampaikan bahwa Wonderful Indonesia pada tahun 2017 mendapatkan 21 penghargaan di 10 negara sedangkan pada tahun 2018 memperoleh 31 penghargaan dari berbagai ajang di sembilan negara.

World Travel and Tourisme Council (WTTC), tambah Menpar, mengumumkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tertinggi nomor sembilan di dunia.

“Jadi di Asia kita nomor tiga dan di ASEAN kita nomor satu,” ujar Menpar seraya menyampaikan pesan Presiden bahwa persaingan saat ini bukan yang besar dan yang kecil tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat karena bisnis atau industri, kecepatan itu ditunjukkan dengan pertumbuhan.

Terkait kecepatan pertumbuhan, Menpar menyampaikan bahwa Indonesia telah membuktikan dalam pariwisata pada tahun 2018 nomor sembilan di dunia yang berarti tahun 2017 Indonesia menjadi salah satu negara tercepat dalam pertumbuhan pariwisata di dunia.

“Kita tumbuh 20 persen. Di ASEAN, market kita tumbuh 7 persen, di dunia tumbuh 6,4 atau dengan kata lain kita tumbuh tiga kali lipat dari market,” tambahnya.

Meski harus disadari dan diakui, lanjut Menpar, bahwa Vietnam performance-nya sangat bagus di tahun 2017. 

“Apa yang dilakukan oleh Vietnam? Mereka melakukan deregulasi besar-besaran sehingga Vietnam menjadi investor darling dan turism darling.

Di akhir pernyataan, Menpar menyampaikan janji bahwa pariwisata akan menjadi penghasil devisa yang terbesar tahun 2019, atau paling lambat tahun 2020 sebagaimana disampaikan Presiden.

“Kedua, menjadi yang terbaik. Saya berani mengklaim kita akan menjadi yang terbesar, saya mengatakan mungkin kita akan menjadi yang terbaik,” ujar Menpar seraya mencontohkan PAD Samosir dan Banyuwangi yang meningkat karena sektor pariwisata dibanding daerah lain.

Saat ini, menurut Menpar, Wonderful Indonesia sudah mengalahkan Amazing Thailand dan sudah mengalahkan Trully Asia Malaysia. “Saya proyeksikan kita bisa mengalahkan Thailand pada 2024,” pungkasnya.

Paparan Menkominfo

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyampaikan bahwa progres selama 4 tahun dalam konteks pengembangan ekonomi dan peningkatan daya saing adalah konektivitas, khususnya konektivitas arus informasi.

“Indonesia tahun 2014 akhir-2015 awal kita ranking-nya di Asia masih nomor empat dari sisi infrastruktur setelah Singapura dan Thailand,” ujar Menkominfo akhir pernyataan singkatnya.  (Setkab)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home