400 Terluka dalam Bentrokan Massa Protes di Lebanon
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Hampir 400 orang terluka pada bentrokan hari Sabtu (18/1) antara pemrotes anti-pemerintah Lebanon dan pasukan keamanan di ibu kota Beirut, kata petugas penyelamatan.
Mereka adalah korban bentrokn terbesar sejak protes meletus tiga bulan lalu, dengan Palang Merah dan Pertahanan Sipil mengatakan setidaknya 377 orang dilarikan ke rumah sakit atau dirawat di tempat kejadian, menurut laporan AFP.
Lebih banyak demonstrasi dan orang yang terlibat diperkirakan terjadi pada hari Minggu malam ini sebagai bagian dari gelombang protes rakyat yang menuntut pemecatan besar-besaran kelas politik Lebanon. Mereka dikecam oleh para aktivis sebagai tidak layak memerintah dan korup.
Para pemrotes menyerukan pada hari Sabtu (18/1) atas "kemarahan" selama satu pekan, karena krisis ekonomi semakin dalam, sementara upaya tetap menemui jalan buntu untuk membentuk pemerintah baru yang menggantikan pemerintah yang mundur di bawah tekanan protes jalanan akhir tahun lalu.
Bentrokan pada hari Sabtu (18/1) dimulai setelah puluhan pemrotes, beberapa menyembunyikan wajah mereka dengan syal, melemparkan batu, pot tanaman dan benda-benda lain pada polisi anti huru-hara yang menjaga jalan menuju ke kantor parlemen.
Yang lain mencoba untuk menembus barikade kawat berduri untuk mencapai gedung legislatif atau menuduh polisi menggunakan rambu lalu lintas sebagai senjata.
Pasukan keamanan merespons dengan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan massa protes.
Pertahanan Sipil mengatakan hari Sabtu (18/1) malam, 43 orang dibawa ke rumah sakit dan telah dirawat di tempat kejadian 114 lainnya yang "sedikit terluka atau menderita masalah pernapasan."
Palang Merah mengatakan pihaknya telah membawa 80 orang ke rumah sakit kota, sementara 140, termasuk demonstran dan anggota pasukan keamanan, diberikan pertolongan pertama di tempat bentrokan itu.
Kantor Berita Nasional (NNA) yang dikelola pemerintah Lebanon mengatakan sekitar 30 orang ditahan setelah kekerasan, tetapi kemudian dibebaskan. Sementara itu, pasukan keamanan mengatakan mereka telah membuka penyelidikan setelah video yang dibagikan secara online menunjukkan polisi memukuli orang-orang yang diyakini adalah pengunjuk rasa ketika mereka dibawa ke kantor polisi Beirut.
Gerakan protes yang mengguncang Lebanon sejak 17 Oktober menuntut pemerintah baru terdiri dari para ahli independen dan mengecualikan semua partai politik yang ada. Pemerintah sebelumnya yang dipimpin oleh perdana menteri Saad Hariri mengundurkan diri pada 29 Oktober di bawah tekanan dari protes jalan, tetapi dia tetap menjabat dalam kapasitas PM sementara.
Para demonstran mengecam korupsi yang merajalela di Lebanon dan menuduh pihak berwenang tidak efisien dan termotivasi oleh keuntungan pribadi dan partisan.
Faksi-faksi politik sepakat pada 19 Desember untuk menunjuk mantan menteri pendidikan, Hassan Diab, sebagai perdana menteri baru tetapi sejak itu politisi Lebanon berselisih soal menteri yang diusulkan.
Bank Dunia telah memperingatkan dampak yang memburuk pada ekonomi Lebanon, dengan mengatakan tingkat kemiskinan dapat meningkat dari sepertiga menjadi setengah dari populasi Lebanon jika krisis politik tidak segera diselesaikan.
Pada hari Minggu pesan diposting secara online untuk ajakan demonstrasi baru di dekat kantor parlemen.
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...