Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 21:46 WIB | Rabu, 31 Desember 2014

50 Rumah Sudah Siap Huni untuk Pengungsi Sinabung

Pembukaan lahan di Desa Siosar untuk relokasi permukiman warga pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung. (Foto: dok. BNPB)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Deputi Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tri Budiarto menjelaskan kondisi terakhir pengungsi bencana erupsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara.

Tahap pertama adalah target pembangunan rumah di Desa Siosar sejumlah 370 unit. Data BNPB sampai dengan Selasa (30/12), menyebutkan telah menyelesaikan 50 rumah yang sudah bisa mulai ditempati. Kemudian dalam waktu satu bulan ke depan, diharapkan Januari 2015 dapat dirampungkan 320 unit lagi.

“Ini untuk menampung warga dari tiga desa, yakni Bekerah, Simacem dan Sukameriah, yang memang sama sekali tidak boleh kembali ke kampungnya karena memang daerah desa itu hampir dapat dipastikan selalu menjadi persoalan kalau mereka kembali,” jelas Tri saat konferensi pers ‘Penanggulangan Bencana 2014 dan Antisipasi 2015’ di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (30/12).

Tahap berikutnya lagi adalah membangun tiga desa dan satu dusun lagi sebanyak 2.700 rumah yang ditargetkan sampai pertengahan 2015. Dengan begitu seluruh warga yang rumahnya selalu ada dalam posisi bahaya, dapat direlokasi dengan tuntas.

Jalan sepanjang 9,2 kilometer pun sudah tercapai 90 persen, artinya sudah bisa dilewati, serta rumah yang 50 unit tadi. Hari ini Kementerian Pekerjaan Umum sedang merampungkan saluran aliran listrik dan saluran air untuk 50 rumah itu.  

Direlokasi Sejauh 30 KM

Sementara itu, menurut penuturan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB, Harmensyah, saat ini relokasi pemukiman warga sejauh radius 30 km dari gunung api, dan dipastikan pemerintah juga akan menyiapkan lahan pertanian yang aman bagi warga.

“Kita akan coba bantu untuk mengangkat lagi sosial ekonomi mereka melalui kementerian terkait, misalnya bantuan bibit, pupuk, termasuk keperluan untuk peternakan dan segala macam. Nanti akan dianggarkan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) BNPB, lalu akan diserahkan kepada pemda untuk keperluan itu,” tutur dia.

Bencana Indonesia pun mendapat perhatian internasional, misalnya Program pangan Dunia (WFP) pernah membantu memberikan tenda dan manajemen  logistik bagi Sinabung pada 2012 lalu. Bantuan tersebut biasanya masuknya melalui pemerintah dulu untuk dilakukan pencatatan dan lain sebagainya sebelum disalurkan ke lokasi bencana.

Harmen kemudian menjelaskan, ke depannya untuk bencana erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud, apabila relokasi sudah rampung, dan erupsi gunung sudah dinyatakan tidak ada aktivitas lagi, tanah di sekitar lokasi erupsi yang biasanya menjadi sangat subur boleh diolah warga sekitar untuk kegiatan mata pencaharian (livelihood), tetapi tidak boleh lagi dijadikan tempat tinggal.

Pakai Dana Darurat

Terkait dengan anggaran, BNPB sebenarnya tidak masalah karena sudah punya dana siap pakai atau dana darurat. Pembangunan 50 unit rumah siap huni juga menggunakan dana darurat. Pasalnya, kalau menunggu dana rehabilitasi dan rekonstruksi cair, tentu keluarnya memakan waktu. Misalnya saja bencana yang terjadi 2013 lalu, baru dianggarkan dananya di 2014 ini.

“Jadi kita pakai anggaran dari Deputi Penanganan Darurat BNPB, nanti infrastruktur dasar pendukungnya baru kita minta dari anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Harmen.

Dana siap pakai tersebut berasal dari APBN sebesar Rp 300 miliar, yang dialokasikan melalui Kementerian Keuangan, dan Rp 69 miliar sudah ada di BNPB sendiri. Dana darurat ini dikeluarkan untuk percepatan pembangunan relokasi, tetapi kalau dana rehabilitasi dan rekonstruksi sudah turun, tidak bisa lagi pakai dana darurat.

Sebelumnya, BNPB telah mengusulkan sebesar Rp 2,8 triliun untuk program mitigasi yang baru terkait upaya penanggulangan bencana tahun 2015, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menyetujuinya dengan memasukkan program ini ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).  

Dari Rp 2,8 triliun itu, sebesar Rp 1,6 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan hunian tetap (huntap) untuk warga, yang ditargetkan rampung sampai pertengahan 2015. Biaya tersebut sudah berpedoman pada rencana aksi yang sudah disusun dan disepakati BNPB bersama dengan pemerintah dan instansi terkait.

“Saat ini kita memperjuangkan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sebesar Rp 1,6 triliun tadi, apalagi Pak Presiden (Joko Widodo) sudah meninjau langsung ke beberapa lokasi bencana,” ucap Harmen.

Pengungsi Gunung Sinabung sudah dibuatkan rumah-rumah untuk relokasi permukimannya, namun infrastruktur pendukungnya belum teranggarkan, sehingga masih menunggu dana rehabilitasi dan rekonstruksi.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home