Loading...
SAINS
Penulis: Francisca Christy Rosana 10:02 WIB | Selasa, 16 Desember 2014

60 Persen Penduduk Tinggali Daerah Rawan Longsor

Para ahli geologi UGM saat menyampaikan hasil laporan investigasi bencana tanah longsor Banjarnegara pada Senin (15/12) di ruang multimedia, Gedung Pusat UGM. (Foto: ugm.ac.id)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Wahyu Wilopo ST MEng pada Senin (15/12) mengatakan 60 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah lereng dataran tinggi yang rawan tanah longsor.

Dari persentase jumlah penduduk tersebut, mayoritas tinggal di daerah pedesaan yang memiliki tingkat pendidikan menengah ke bawah.

Hal ini tentu mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk meninjau ulang pengembangan sistem tata guna lahan yang dianggap belum tepat dan drainase yang tidak baik.

“Sebesar 95 persen longsor terjadi karena drainasenya tidak baik yang dipicu curah hujan yang lebat,” kata Wahyu dikutip dari ugm.ac.id.

Wahyu menerangkan identifikasi daerah rawan longsor dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber data, seperti sumber peta, citra satelit, data cuaca, dan data lokasi permukiman penggunaan lahan untuk menghasilkan analisis yang terintengrasi.

Wahyu menegaskan diperlukan upaya mitigasi struktural dan upaya mitigasi nonstruktural pada daerah prioritas rawan longsor.

Untuk menghindari bencana di daerah yang potensi longsor, menurutnya, ada beberapa tanda yang dapat diamati. Tanda tersebut ialah munculnya keretakan tanah, adanya amblesan, dan munculnya mata air keruh secara tiba-tiba.

“Tanda lainnya terdapat dinding struktur rumah yang retak dan posisi pohon yang tampak miring,” kata dia. (ugm.ac.id.)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home