Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 21:03 WIB | Sabtu, 30 Agustus 2014

AA Yewangoe: Bangsa Ini Butuh Revolusi Mental

Pdt. Andreas A. Yewangoe pada acara Dialog Partisipasi Kelompok Sipil Agama Dalam Memperkuat Integrasi Sosial Pasca Pemilihan Presiden yang diselenggarakan Jumat (29/8) malam di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pasca-putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia membutuhkan revolusi mental.  Hal ini dikemukakan Pdt Andreas A Yewangoe selaku Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pada acara dialog "Partisipasi Kelompok Sipil Agama dalam Memperkuat Integrasi Sosial Pasca Pemilihan Presiden" yang diselenggarakan Jumat (29/8) malam di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.

“Perubahan sikap bangsa Indonesia pasca putusan pilpres PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) MK adalah perubahan yang menunjukkan bangsa ini membutuhkan revolusi mental,” kata Yewangoe.

Sebagaimana diketahui, majelis hakim konstitusi memutuskan menolak seluruh gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden yang diajukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pada Kamis (21/8).

“Saat Jokowi (presiden terpilih) mengucapkan ide tentang revolusi mental, maka itu selaras dengan salah satu tema dalam firman kami, seperti tertuang di Alkitab,” lanjut Yewangoe.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

"Berubahlah oleh pembaharuan budimu (dari Roma 12:2),” lanjut Yewangoe.

Yewangoe mengemukakan perubahan mental berlangsung dari dalam hati, sementara perubahan budi pekerti sama asalnya. “Tidak bisa dipaksakan akan tetapi harus dengan kesadaran sendiri,” lanjut Yewangoe.   

Yewangoe tidak ketinggalan mensosialisasikan bahwa PGI merupakan salah satu instrumen dari agama Kristen yang juga bertugas memelihara relasi lintas agama. 

“Ini adalah tugas PGI mengingatkan kepada bangsa,” lanjut Yewangoe. “Demokrasi berarti mengakui kemenangan lawannya, yang kita tuju adalah tindakan seperti itu karena ini merupakan tujuan memelihara masyarakat yang beradab,” tutup Yewangoe.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home