Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:25 WIB | Selasa, 29 September 2020

Afghanistan: Polisi Sita Empat Ton Sodium Nitrat, Diduga untuk Bom

Pasukan keamanan Afghanistan di dalam kendaraan Humvee di tengah pertempuran yang berlangsung antara militan Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di Kunduz pada 19 Mei 2020. (Foto: dok. AFP)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Polisi Afghanistan menyita empat ton sodium nitrat, yang digunakan dalam pembuatan bom mobil dan alat peledak rakitan, kata para pejabat tentang salah satu penyitaan terbesar dalam pemberontakan 19 tahun di negara itu.

Bahan kimia itu disita dari sebuah truk di Kabul pada hari Minggu (28/9). Pengemudi itu telah ditangkap dan penyelidikan sedang dilakukan, kata juru bicara kementerian dalam negeri, Tariq Arian.

Pemerintah belum mengatakan kelompok militan mana yang bertanggung jawab. Sodium nitrat juga digunakan sebagai pupuk dan bahan pengawet, tetapi telah dilarang di Afghanistan selama bertahun-tahun.

Taliban, ISIS, dan kelompok militan lainnya yang beroperasi di Afghanistan dan telah melakukan serangan besar di dalam dan sekitar ibu kota.

Direktorat Keamanan Nasional (NDS) mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah menahan tujuh anggota ISIS di kota Jalalabad, termasuk seorang pria yang diyakini bertanggung jawab atas perencanaan pemboman di daerah perkotaan.

Sebuah pernyataan NDS menyebutkan bahwa kelompok itu berencana menargetkan pertemuan pasukan keamanan Afghanistan atau tetua suku di Provinsi Nangarhar, tempat ISIS telah melakukan sejumlah serangan tahun ini. Rompi bom bunuh diri, senjata dan bahan peledak juga disita.

Negosiasi di Doha Macet

Negosiator Afghanistan dan Taliban telah bertemu di Doha, Qatar, sejak 12 September dengan harapan akan menyepakati gencatan senjata dan kesepakatan pembagian kekuasaan. Tetapi pertemuan mereka macet dalam prosedur, bahkan sebelum membahas agenda mereka.

Sementara kekerasan meningkat di Afghanistan, meskipun ada pembicaraan dan Taliban telah menolak seruan untuk gencatan senjata.

Pejuang Taliban pada hari Sabtu melancarkan serangan di Provinsi Bamiyan dalam bentrokan paling berdarah di daerah itu, yang dianggap sebagai salah satu yang paling aman di negara itu sejak dimulainya perang 19 tahun.

Bentrokan berlanjut selama dua hari, dengan sembilan polisi tewas dan Taliban menderita banyak korban, kata Latif Azimi, juru bicara Gubernur Provinsi Bamiyan.

Sebuah pernyataan dari Taliban menyebutkan pejuang mereka bentrok dengan konvoi pasukan keamanan dan bahwa 30 tentara Afghanistan tewas. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home