Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 20:24 WIB | Kamis, 20 November 2014

Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender

Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Para korban dan keluarga korban menggelar aksi Kamisan ke-375 kalinya di seberang Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (20/11) yang mengangkat tema transgender dalam rangka memperingati Hari Mengenang Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Transgender (International Transgender Day of Rememberance) yang jatuh pada hari ini. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Istri mendiang aktivis HAM Munir, Suciwati saat hadir dalam aksi Kamisan yang sudah berjalan selama 375 kali di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat terkait dengan sejumlah kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi hingga kini belum terselesaikan.
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Salah satu korban tindak kekerasan HAM saat menggelar aksi Kamisan di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat dalam memperjuangkan hak-haknya kepada negara.
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Salah satu kasus bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan tertulis dalam payung berwarna hitam sebagai simbol aksi Kamisan.
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Para korban serta keluarga korban kekerasan pelanggaran HAM saat menggelar aksi Kamisan yang sudah berjalan selama 375 kali di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat sebagai bentuk keprihatinan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi hingga kini belum dapat terselesaikan.
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Istri mendiang Munir, Suciwati saat menerima amnesty terhadap kasus pembunuhan terhadap Munir salah satu aktivis HAM yang hingga kini kasusnya belum terungkap secara jelas.
Aksi "Kamisan" ke-375 Angkat Isu Transgender
Sejumlah foto para korban hilang dan keluarga korban tindak kekerasan yang dipajang saat gelar aksi Kamisan di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aksi “Kamisan” ke-375 angkat tema Hari Mengenang Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Transgender (International Transgender Day of Remembrance) di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (20/11).

Para korban serta keluarga korban tindak kekerasan Hak Azasi Manusia (HAM) bersama kelompok transgender melakukan aksi diam dengan membawa payung hitam sebagai simbol kematian dalam mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM yang hingga saat ini belum tuntas.

Sementara dalam rangka peringatan hari International Transgender Day of Rememberance yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas merupakan bagian dalam rangka mensosialisasikan terhadap kelompok transgender yang dinilai sebagian masyarakat belum diterima seutuhnya.

Transgender merupakan sebuah terminologi yang mencakup transgender wanita (waria) dan transgender pria (priawan/transmen) serta varian gender lainnya yang belum terkonfirmasi secara normatif.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kerap ditemui bentuk ketidakadilan kepada kelompok transgender baik secara verbal maupun non-verbal. Berbagai bentuk penolakan serta pengusiran secara paksa yang terjadi di Tambora, Jakarta Barat pada tahun 2013 lalu yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Kemudian berbagai kasus seperti penolakan terhadap akses layanan publik serta sulitnya menjangkau akses pekerjaan dan pendidikan yang layak sampai dengan terjadinya kasus pembunuhan terhadap seorang waria di depan halte Transjakarta di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat pada Jumat (7/3) lalu.

Melihat kondisi bentuk pelanggaran HAM yang terjadi terhadap kelompok transgender tersebut para korban serta keluarga korban meminta kepada pemerintah untuk mengakui keberadaan kelompok transgender di Indonesia. Mencabut seluruh Undang Undang dan Peraturan yang secara langsung mengkriminalisasikan dan mendiskriminasikan kelompok minoritas transgender dan terakhir menyelesaikan kasus-kasus kekerasan yang sudah lama terbengkalai dan tidak jelas penyelesaiannya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home