Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 10:41 WIB | Kamis, 26 Juli 2018

Aksi Kekerasan Landa Pemilu Pakistan, 31 Tewas

Ilustrasi. Pemilih perempuan dalam Pemilu Pakistan 2018. (Foto: TechJuice)

QUETTA, SATUHARAPAN.COM – Pemilihan umum Pakistan diwarnai dengan kekerasan di sejumlah wilayah yang menyebabkan setidaknya 31 orang meninggal dunia.

Di Kota Quetta, seorang pengebom bunuh diri meledakkan bom di dekat tempat pemungutan suara. Aksi ini menyebabkan sekitar 30 orang meninggal dunia.

Di samping itu, terdapat serangan granat di Provinsi Balochistan dan penembakan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Meskipun keamanan ditingkatkan dengan mengerahkan ratusan ribu personel tentara dan polisi, kekerasan di hari pencoblosan tak dapat dicegah. Masa kampanye juga diwarnai dengan kekerasan, termasuk serangan bom bunuh diri dalam suatu kampanye yang menyebabkan sedikitnya 128 orang.

Namun, menurut para analis, tingkat kekerasan dalam pemilihan tahun ini masih lebih rendah dibandingkan dalam pemilihan umum tahun 2013.

Hasil pemilu diperkirakan diumumkan Kamis (26/7) ini. Laporan-laporan menyebutkan jumlah pemilih yang menggunakan hak suara mencapai sekitar 50 persen, tetapi sejauh ini belum ada angka resmi.

Persaingan ketat berlangsung antara partai pimpinan mantan pemain cricket, Imran Khan, dan partai perdana menteri yang digulingkan, Nawaz Sharif.

Khan telah berjanji akan memberantas korupsi, tetapi para saingannya menuduh mantan olahragawan itu diuntungkan dari praktik dugaan campur tangan militer, yang telah berkuasa di Pakistan selama hampir separuh dari 71 tahun perjalanan sejarahnya.

Adapun Sharif, yang memenangkan pemilihan umum lalu, dipenjarakan karena kasus korupsi setelah terkuak skandal dari bocoran dokumen Panama Papers.

Partai Nawaz Sharif, Liga-Nawaz Muslim Pakistan, mengklaim menjadi sasaran serangan dari badan-badan keamanan, dengan dugaan dibantu pengadilan, yang menguntungkan Imran Khan dan partainya Tehreek-e-Insaf Pakistan.

Pemilihan umum di Pakistan kali ini dipandang penting karena akan menjadi tanda bahwa baru kedua kalinya pemerintahan sipil menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil berikutnya setelah menjalankan pemerintahan secara penuh.

Usia pemerintahan Pakistan sering diperpendek dengan adanya perebutan kekuasaan. (bbc.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home