Aktivis Bangladesh Dibunuh Setelah Kritik Islamis Radikal
DHAKA, BANGLADESH, SATUHARAPAN - Seorang mahasiswa hukum Bangladesh yang kritis terhadap kalangan Islam radikal tewas di jalan di kota Dhaka, sebuah serangan terbaru atas penulis sekular yang di negara ini, sering menjadi sasaran pembunuhan.
Kantor berita UPI mengutip saksi mata yang mengatakan sekelompok orang dengan pisau mengelilingi Nazimuddin Samad, 26, di persimpangan yang padat di ibukota Bangladesh, Dhaka, pada hari Rabu pukul 8:30 malam. Kepalanya di ditebas lalu kemudian ditembak, kata polisi.
The New York Times mengutip kantor berita AP, mengatakan pembunuh yang tidak teridentifikasi itu meneriakkan Allahu Akbar lalu kabur dengan sepeda motor.
Samad yang juga dikenal sebagai Mohammad Nazim Uddin, adalah penentang keras paham Islam radikal. Ia sering mengungkapkan pandangannya tentang itu di Facebook.
Teman Samad mengatakan orang-orang berulang kali memintanya untuk berhenti menulis posting kritis karena takut akan adanya pembalasan. Gulam Rabbi Chowdhury, teman masa kecilnya, mengatakan Samad sempat beristirahat sebentar untuk tak lagi menulis secara kritis.
"Sejujurnya, dia sedikit terkucil dari keluarganya, ia memiliki masalah dengan mereka karena pandangannya tentang agama," kata Chowdhury.
"Dia sangat vokal. Dia tidak khawatir tentang apakah Anda sependapat dengan dia atau tidak."
Pemerintah AS mengutuk pembunuhan ini. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Mark Toner, mengatakan ini adalah pembunuhan barbar dan menawarkan "dukungan tak tergoyahkan kepada rakyat Bangladesh dalam perjuangan mereka melawan ekstremisme kekerasan."
Dia mengatakan bahwa perlindungan kemanusiaan atas sejumlah blongger terpilih yang terus berada di bawah "bahaya" adalah salah satu pilihan yang dipertimbangkan. Namun ia mengatakan pertanyaan tentang hal ini dapat diajukan ke Kementerian Dalam Negeri.
Pada bulan Desember lalu, dua orang dijatuhi hukuman mati dan enam orang lainnya dimasukkan ke penjara akibat pembunuhan blogger dan aktivis sekular, Rajib Haider, pada tahun 2013.
Pada 2015, setidaknya enam penulis dan penerbit yang terkait dengan tulisan ateis ditembak dan ditikam dalam insiden terpisah. Kelompok militan Islam Ansarullah Bangla mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan.
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...