Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 09:07 WIB | Kamis, 11 September 2014

Alzi Sebarkan Info Alzheimer Gandeng Pemerintah

Para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam acara Talkshow & Press Conference “Demensia: Bisakah Kita Mengurangi Risikonya?”, di Erasmus Huis, Jakarta Selatan, Rabu (10/9). (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Alzheimer’s Indonesia (Alzi), organisasi nonprofit yang bertujuan membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan demensia, bekerja sama dengan pemerintah di tingkat nasional dan provinsi, serta pihak internasional dalam menyebarkan informasi tentang penyakit Alzheimer, mengingat tidak ada obatnya sampai saat ini. 

“Kerja sama adalah kunci kesuksesan penyebarluasan informasi tentang alzheimer, meskipun kegiatan Alzi baru dijalankan tahun 2013,” kata Direktur Eksekutif Alzi, DY Suharya, dalam kesempatan Talkshow & Press Conference ‘Demensia: Bisakah Kita Mengurangi Risikonya?’, di Erasmus Huis, Jakarta Selatan, Rabu (10/9).

Dalam lingkup nasional, Alzi mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, dan di tingkat provinsi dengan pemerintah DKI, Yogyakarta, Semarang.

Pihak internasional yang hadir dalam kesempatan itu, perwakilan dari Kedutaan Belanda untuk Indonesia, Walter Conn, Director of Indonesia, Philippines and Southeast Asia Regional, Jacob Thoppil. Selain itu, hadir pula pihak-pihak swasta yang turut mensponsori setiap kegiatan Alzi.

Executive Director of Alzheimer’s Disease International, Marc Wortmann yang meskipun berada di Belanda, ikut berpartisipasi menyampaikan sambutannya melalui telewicara skype.

Alzi saat ini Alzi telah bermitra dengan OnTrackMedia Indonesia (OTMI), organisasi nirlaba yang berfokus pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam isu-isu sosial. Kemudian OTMI dan Alzi dipercaya oleh Grand Challenges Canada (GCC), organisasi yang didanai pemerintah Kanada, untuk mendukung inovasi-inonasi positif dari negara berkembang dan memberikan dana hibah. 

Dikatakan DY Suharya, berdasarkan sumber statistik nasional diperkirakan dari 240 juta populasi penduduk Indonesia, satu juta orang terkena demensia, dan kemungkinan akan menjadi empat juta penderita di tahun 2050, di mana biayanya mencapai USD 1,7 miliar.

Demensia adalah penyakit degeneratif yang gejalanya berupa kehilangan memori, apabila dilihat dari hasil scan, otak akan terlihat menyusut seperti ada jaringan-jaringan yang hilang. Alzheimer adalah salah satu jenis penyakit demensia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Alzi, dengan tagline “Jangan Maklum dengan Pikun”, dijelaskan terdapat 10 gejala umum demensia alzheimer yaitu, 1) gangguan daya ingat, 2) sulit fokus, 3) sulit melakukan kegiatan yang familiar, 4) disorientasi, 5) kesulitan memahami visuospasial, 6) gangguan berkomunikasi, 7) menaruh barang tidak pada tempatnya, 8) salah membuat keputusan, 9) menarik diri dari pergaulan, 10) perubahan perilaku dan kepribadian.

Bukan hanya orang biasa yang berisiko terkena alzheimer, bahkan mantan Perdana Menteri Inggris, Margareth Thatcher demensia karena depresi sejak ditinggal oleh Denis Thatcher, suaminya.

Maka, jika ditemukan satu atau beberapa gejala tersebut, segera berkonsultasi dengan para profesional, seperti dokter, radiologi, psikolog, neurolog, sampai terapis, mengingat alzheimer bukan hanya masalah si penderita, tetapi juga menjadi masalah keluarga sampai orang terdekat.  

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home