Amnesty Desak Spanyol Bebaskan Dua Pemimpin Catalan
MADRID, SATUHARAPAN.COM - Amnesty International, pada hari Selasa (19/11) mendesak Spanyol membebaskan dua pemimpin Catalan yang dipenjara.
Amnesty International mengambarkan penahan itu sebagai interpretasi penghasutan yang "ambigu" dan "terlalu luas" dan dapat memiliki efek mengerikan pada protes di seluruh Spanyol.
Bulan lalu, Mahkamah Agung Spanyol menghukum sembilan pemimpin separatis dari wilayah Catalonia dengan hukuman antara sembilan dan 13 tahun penjara. Mereka didakwa telah melakukan penghasutan untuk kemerdekaan Catalonia pada 2017.
Hukuman itu memicu protes berminggu-minggu di wilayah timur laut Spanyol hingga terjadinya bentrokan keras dengan aparat keamanan, pemblokiran jalan dan kendaraan dibakar di ibu kota regional Barcelona.
"Jelas bahwa penafsiran Mahkamah Agung tentang kejahatan penghasutan sangat luas dan mengakibatkan kriminalisasi terhadap tindakan protes yang sah," kata Daniel Joloy, penasihat senior kebijakan Amnesty International, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (19/11).
Laporan itu membahas kasus-kasus Jordi Sanchez dan Jordi Cuixart, dua aktivis HAM yang dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara karena mengabaikan perintah pengadilan dengan memimpin protes terhadap operasi polisi yang dirancang untuk menghentikan referendum.
"Sebagai warga negara dan pemimpin organisasi masyarakat sipil, keduanya memiliki hak untuk mengutarakan pendapat dan pertemuan damai mereka untuk mendukung desakan kemerdekaan di Catalonia," kata organisasi itu.
Para pemimpin separatis yang dipenjara lainnya adalah politisi daripada aktivis HAM. Pernyataan yang diterbitkan oleh Amnesty International tidak menjelaskan secara terperinci pandangan kelompok itu tentang apa yang harus terjadi pada mereka.
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...