Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:18 WIB | Senin, 02 Januari 2017

Anak-anak Pengungsi Suriah Diajarkan Menolak Perekrutan

Anak-anak pengungsi Suriah bermain didampingi relawan yang menghibur mereka di dalam kompleks perumahan di Sidon, Lebanon selatan, pada 12 Juni 2016. (Foto: Reuters/Ali Hashisho)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Jeritan belasan anak-anak Suriah dan Palestina menembus udara dari sebuah pusat komunitas di kamp pengungsi Shatila di Lebanon.

Namun anak-anak tersebut tidak terluka. Mereka berteriak-teriak untuk mengekspresikan perasaan kemarahan dan ketakutan mereka sebagai korban konflik di kelas khusus "pendidikan perdamaian".

"Kami tidak saling memukul. Kami tidak mengatakan hal-hal buruk tentang satu sama lain. Anak laki-laki tidak memukul anak perempuan," kata Hala, 11 tahun, yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena alasan keamanan, seperti dilansir dari Reuters, hari Senin (2/1).

Hala melarikan diri dari Deir el Zor di Suriah dan telah tinggal di Lebanon selama kurang lebih dua tahun. Dia mengatakan, salah satu kegiatan favoritnya adalah "playback", di mana setiap anak akan menceritakan sebuah cerita atau menggambarkan situasi yang mengganggu mereka dan anak-anak lain memerankannya.

Diselenggarakan oleh Basmeh dan Zeitooneh, badan amal setempat, kelas didesain untuk suasana yang kacau balau untuk membantu anak-anak menyuarakan pendapat mereka, melepaskan stres yang disebabkan oleh perang dan perpindahan pengungsian mereka, serta untuk dapat menemukan kembali imajinasi mereka, kata staf badan amal tersebut.

Mereka berharap dengan menyediakan anak-anak dengan berbagai kegiatan seperti melukis, dram dan bercerita, anak-anak akan berkurang dari kerawanan terhadap perekrutan oleh kelompok militan yang memangsa anak-anak dan remaja yang mungkin keluar dari sekolah dengan sedikit kesibukan.

"Anak-anak ini telah melalui banyak hal. Mereka trauma dengan berbagai cara yang berbeda," kata manajer proyek "pendidikan perdamaian", Elio Gharios.

"Mereka gelisah, mungkin introvert, dan terkadang agresif," katanya kepada Thomson Reuters Foundation.

Lebanon merupakan rumah bagi lebih dari 1 juta pengungsi Suriah, setengah dari mereka merupakan anak-anak. Pada tahun 1949, kamp Shatila di Beirut dibuka untuk menjadi tuan rumah bagi pengungsi Palestina yang melarikan diri sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.

Indoktrinasi

Gharios (24 tahun), lulusan psikologi Lebanon, mengatakan anak-anak berusia antara tujuh dan 14 menghadiri kelas dengan kapasitas maksimal 20 anak di setiap sesi.

Setiap kelas dimulai dengan anak-anak menentukan aturan untuk bagaimana cara mereka bisa dan tidak bisa memperlakukan orang lain satu sama lainnya.

"Mereka perlu tahu bahwa menemukan cara-cara damai untuk menyelesaikan konflik adalah hal yang sangat penting ... Mereka diingatkan setiap kali tindakan kekerasan bukanlah solusinya, itu bukanlah jalan keluarnya," kata Gharios.

"Mereka masih muda, remaja merupakan usia yang paling mudah untuk dicuci otaknya. Banyak anak tahu bagaimana untuk meniru, katakanlah, dan mereka usia 12 atau 11 tahun. Banyak telah menyaksikan hal-hal terjadi di sini di mana seseorang akan menodongkan senjata terhadap kepala orang lain."

Pengungsi muda Suriah sangat berisiko untuk direkrut oleh kelompok-kelompok ekstremis di Lebanon dan di tempat lain karena perpindahan terbaru mereka, kata badan amal yang berbasis di Inggris International Alert, yang mendanai proyek-proyek di kamp Shatila.

“ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham, kelompok ekstremis lainnya, juga telah dikenal menargetkan pengungsi muda,” kata mereka.

International Alert mengatakan, kelas ini membuat anak-anak lebih tahan terhadap perekrutan karena mereka menyediakan anak-anak dengan lingkungan yang aman untuk mendiskusikan masalah, belajar keterampilan, resolusi konflik dan membangun kembali kesadaraan tujuan hidup.

Bagi Hala, kelas yang telah dia hadiri selama berbulan-bulan telah membuat perbedaan besar untuk dia dan adik-adiknya.

"Saudara-saudaraku berubah. Mereka menjadi jauh lebih bahagia," katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home