Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:01 WIB | Selasa, 27 April 2021

Anggaran Militer Global Naik 2,6% Menjadi US$ 1,98 Triliun

Seorang tentara membidik target dengan senjata untuk serangan balik XM25 di sebuah pusat pengujuan senjata. (Foto: dok. Ist)

STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Pengeluaran militer global naik 2,6 persen menjadi US$ 1,98 triliun tahun lalu. Kenaikan anggaran militer terjadi, bahkan ketika beberapa dana pertahanan dialokasikan untuk melawan pandemi COVID-19, kata laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm yang dikeluarkan pada hari Senin (26/4).

Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lima pemboros terbesar pada tahun 2020, yang bersama-sama menyumbang 62 persen dari pengeluaran militer di seluruh dunia, adalah Amerika Serikat, China, India, Rusia, dan Inggris menurut urutan besarnya anggaran.

"Kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa pandemi tidak berdampak signifikan pada pengeluaran militer global pada tahun 2020," kata peneliti SIPRI, Diego Lopes da Silva, dalam sebuah pernyataan.

Karena PDB global menurun karena pandemi, pengeluaran militer sebagai bagian dari PDB mencapai rata-rata global 2,4 persen pada 2020, naik dari 2,2 persen pada 2019.

Namun, beberapa negara seperti Chili dan Korea Selatan mengalihkan sebagian dari pengeluaran militer yang direncanakan untuk penanggulangan pandemi. Beberapa negara lainnya termasuk Brasil dan Rusia menghabiskan jauh lebih sedikit dari anggaran militer awal mereka untuk tahun 2020.

Pengeluaran militer AS mencapai sekitar US$ 778 miliar tahun lalu, naik 4,4 persen dibandingkan tahun 2019. Dengan anggaran pertahanan terbesar dunia, Amerika Serikat menyumbang 39 persen dari total pengeluaran militer global pada tahun 2020.

Itu adalah tahun ketiga berturut-turut pertumbuhan belanja militer AS, setelah tujuh tahun pengurangan terus-menerus.

Pengeluaran militer China, tertinggi kedua di dunia, diperkirakan mencapai US$ 252 miliar pada tahun 2020, naik 1,9 persen dari tahun sebelumnya. Pengeluaran militer China telah meningkat selama 26 tahun berturut-turut, rangkaian peningkatan terpanjang tanpa gangguan oleh negara mana pun dalam database SIPRI. (Reuters

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home