Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:40 WIB | Senin, 11 September 2017

Apakah Hurikan yang Diakibatkan Perubahan Iklim Jadi Hal Normal?

Ilustrasi. Warga Houston terkepung banjir akibat diterjang badai Harvey. (Foto: dw.com)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Kurang dari dua pekan setelah hurikan Harvey meninggalkan kehancuran besar di Louisiana dan Texas, juga menyebabkan banjir besar di Houston, kini hurikan Irma menerjang kawasan Karibia.

Irma telah menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas di sejumlah pulau, terutama Antigua dan Barbuda. Sementara itu, sebuah badai topis lain, Jose, mulai terbentuk di Atlantik dan mungkin menerjang Puerto Rico dan kepulauan Karibia. Di samping Jose, hurikan Katia di Teluk Meksiko sudah mulai bergerak ke Meksiko, dan diperkirakan akan melanda negara bagian Veracruz dalam waktu singkat.

Para pakar sudah memperingatkan, badai besar seperti ini akan jadi tambah sering di bumi yang tambah hangat. Apakah Harvey dan Irma jadi tanda apa yang akan terjadi di masa depan?

Badai tropis, dikategorikan antara 1 sampai 5 tergantung intensitasnya, tergantung kecepatan angin, banyaknya hujan yang dibawa, dan luasnya kerusakan yang disebabkan. Kategori 5 adalah yang terburuk. Harvey hanya kategori 4, sementara Irma kategori 5. Dengan kekuatan angin hingga 285 km per jam, ini jadi salah satu hurikan Atlantik yang paling kuat yang pernah tercatat.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, "hurikan musim ini sangat aktif," kata Andreas Friedrich dari Badan Cuaca Jerman. Ini antara lain disebabkan El Nino. Jika El Nino, atau gelombang air panas di Pasifik, kuat di suatu tahun. Tahun berikutnya biasanya terjadi hurikan lebih besar di Atlantik. Akibat meningkatnya suhu laut, situasi tentu memburuk.

"Saat ini, Karibia sedang dilanda suhu permukaan yang lebih panas, yaitu sekitar 30°C," kata Friedrich. "Ini juga salah satu yang menyebabkan musim penuh hurikan dasyat." Suhu yang biasanya menyulut terbentuknya hurikan dan badai tropis lain dalah 26°C.

Samakin hangat air, semakin banyak uap air terbentuk, dan tersedot ke dalam angin puting beliung, sehingga badai makin dahsyat. "Semakin banyak energi tersedot ke atmosfir berarti potensi cuaca ekstrem tambah besar," kata Friedrich.

Menurut Mojib Latif dari Geomar Helmholtz Center, untuk penelitian laut di Kiel, Jerman, ada tren yang bisa terdeteksi, berkaitan dengan semakin intensifnya badai tropis. "Badai tropis kuat dari kategori lebih tinggi tampaknya akan jadi tambah sering." Ini tidak hanya bisa dilihat dari hurikan di kawasan Karibia, melainkan juga pada angin puting beliung dan badai di bagian lain dunia.

Latif setuju. "Kehancuran badai tropis secara umum telah bertambah. Lihat saja Harvey, dengan jumlah hujan yang sangat besar. Dan sekarang Irma juga memecahkan rekor."

Penyebabnya perubahan iklim?

Tapi kata Latif, menyalahkan pemanasan global untuk satu peristiwa tunggal seperti Irma atau Harvey sulit. Menurutnya, kita harus mempersiapkan diri menghadapai badai yang lebih intensif. Prognosa mengenai iklim menunjukkan, hurikan akan tambah intensif dan lebih sering di masa depan.

Andreas Friedrich dari Badan Cuaca Jerman mengatakan, "Apa yang kita alami sekarang adalah awal dari apa yang ditunjukkan prognosa mengenai iklim di masa depan," kata pakar meteorologi itu. (dw.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home