Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 19:08 WIB | Jumat, 02 Desember 2016

“Aplikasi Qlue Relevan untuk Permasalahan Seputar DKI”

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, di Balai Kota DKI, hari Jumat (2/11). (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menegaskan aplikasi Qlue sebagai media sosial yang membantu penyampaian aduan warga Jakarta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI hanya relevan dengan permasalahan seputar kewenangan DKI.

“Bukan kualitas dan kuantitas tindak lanjut yang menurun, tapi jumlah pelapor yang menurun. Justru tindak lanjut sekarang lebih tinggi, tidak ada masalah. Masyarakat harus tahu bahwa Qlue hanya relevan apabila ada dalam kewenangan DKI seperti sampah, genangan, dan selokan. Apabila soal kemacetan dan infrastuktur jalan memang berjalan lambat karena butuh waktu, perhitungan, dan pertimbangan kewenangan,” ujar Sumarsono, hari Jumat (2/12), di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.

Sumarsono menjelaskan, terkhusus pengaduan infrastuktur jalan terbagi menjadi dua, yakni kewenangan Pemprov DKI dan Pemerintah Pusat. Sehingga, apabila terdapat aduan jalan yang merupakan kewenangan pusat maka Pemprov DKI tidak bisa menindaklanjuti.

Soal kemacetan, dijelaskan oleh Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widyatmoko, pengaduan melalui Qlue mengalami penurunan yang signifikan sesudah diberlakukannya sistem ganjil genap. Ia menilai, sistem tersebut memberikan dampak positif bagi pengguna jalan di Ibu Kota.

“Pengaduan kemacetan turun setelah ada ganjil genap. Sekarang tidak sampai ratusan pengaduan. Pelanggaran juga turun menjadi 12-15 kasus setiap harinya, padahal sebelumnya mencapai ratusan kasus. Ganjil genap terbukti mendisiplinkan semua,” katanya.

Dari data yang ada, pengaduan terbanyak kepada Pemprov DKI melalui aplikasi Qlue adalah sampah. Sedangkan terkait kendala yang dialami adalah mengenai pelanggaran berupa pemakaian trotoar sebagai tempat pedagang kaki lima berjualan dan menyebabkan kemacetan.

“Meskipun sudah berkali-kali ditertibkan, Pemprov DKI masih bekerja keras dalam menata trotoar di Tanah Abang, Jatinegara, dan Stasiun Kota. Dari sini yang disayangkan adalah tampak bahwa mentalitas kita belum siap jadi Ibu Kota yang maju,” ucap Sumarsono.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home